Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Gula Pasir Melambung

Kompas.com - 27/01/2012, 15:30 WIB
Aswin Rizal Harahap

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com -- Harga gula pasir di sejumlah pasar tradisional di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, terus melambung. Selama sebulan terakhir, kenaikan harga terjadi secara signifikan mulai dari Rp 9.300 per kg menjadi Rp 11.000 hingga Rp 11.500 per kg, Jumat (27/1/2012).

Irene, pemilik Toko Rezky Jaya di Pasar Terong, mengatakan, kenaikan harga ini cukup meresahkan mengingat sepanjang tahun lalu harga gula pasir tak pernah lebih dari Rp 10.000 per kg. Pada Desember 2011, ia masih membeli gula kristal putih dari distributor seharga Rp 442.000 per karung 50 kg. Namun, harga itu terus merangkak naik hingga Rp 495.000 per karung. Gula eceran dijual seharga Rp 11.000 per kg.

Sopian Syafruddin, pemilik UD Restu Boso di Pasar Pabaeng-baeng, bahkan membeli satu karung gula kristal putih seharga Rp 515.000. Ia pun terpaksa menjual gula eceran seharga Rp 11.500 per kg.

Irene maupun Sopian menyatakan sulit mendapatkan pasokan gula kristal putih dari pabrik di Pulau Jawa. "Saya pesan 50 karung, tetapi hanya diberi 10 karung," ungkap Irene.

Menurut dia, distributor beralasan kuota gula kristal putih dari Jawa terbatas, sehingga mesti dibagi rata dengan pedagang lainnya.

Adapun Sopian sempat ditawari gula kristal putih produksi Pabrik Gula Takalar (Sulawesi Selatan) yang berwarna kuning kecokelatan. Namun, ia menolak karena gula jenis itu kurang diminati pembeli.

"Pembeli lebih suka gula yang berwarna putih dan bersih. Mereka bahkan tak permasalahkan gula rafinasi, karena yang penting harganya terjangkau," ujarnya.

Asniah (45), salah satu pembeli, berharap pemerintah segera mengadakan operasi pasar. "Semestinya dalam posisi harga seperti ini, pemerintah mulai menggelar pasar murah. Apalagi kenaikannya cukup mengagetkan," kata warga Rappocini itu.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Selatan, Zulkarnain Arief berpendapat, melambungnya harga gula tidak lepas dari minimnya stok gula kristal putih di pasaran. Apalagi, PT Makassar Tene telah memperketat distribusi gula rafinasi pascasanksi pemotongan kuota dari Kementerian Perdagangan.

Zulkarnain menyarankan agar pemerintah meninjau kembali Surat Keputusan Menteri Perdagangan Tahun 2004 yang membatasi peredaran gula rafinasi. Peninjauan kembali diperlukan mengingat kebijakan itu belum ditindaklanjuti dengan kesiapan infrastruktur tata niaga gula di Sulawesi Selatan.

Saat ini produksi tiga pabrik gula di Sulawesi Selatan, yakni PG Takalar, PG Bone, dan PG Camming, tak sampai 30.000 ton per tahun. Sementara kebutuhan gula di wilayah itu berkisar 120.000 ton hingga 150.000 ton setahun.

"Pemerintah mestinya mengoptimalkan kinerja tiga pabrik gula di Sulawesi Selatan supaya harga jual terkendali," kata Zulkarnain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com