Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kantor Imigrasi Gandeng IOM Tangani 9 Imigran Gelap

Kompas.com - 25/01/2012, 19:08 WIB
Mohammad Hilmi Faiq

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan berencana memanggil petugas International Organization for Migration (IOM) untuk menangani sembilan imigran gelap dari Afganistan. Para imigran itu kini ditahan di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan, Lilik Bambang , Rabu (25/1/2012), menjelaskan, pihaknya tengah menghubungi pihak IOM agar para imigran tersebut mendapatkan perlindungan keamanan sesuai dengan haknya.

"Kami melihat mereka sebagai korban penyelundupan manusia yang perlu pertolongan. Namun, kami menangkap mereka karena tidak memiliki dokumen," ujarnya.

Kesembilan imigran gelap tersebut ditangkap petugas ketika hendak terbang dari Bandara International Polonia Medan ke Jakarta pada Sabtu (21/1/2012). Sebagian bahkan sudah naik pesawat. Mereka tidak memiliki paspor maupun visa, hanya membawa tiket pesawat.

Mereka adalah Rehmatullah (22), Rizal Aly (32), Ali Azhar ( 16), Abdul Hussein (29), Reza (15), Ali (20), Hasan (17), Abbas Ali Haidiri (21), dan Kamran (26). Petug as menjerat mereka dengan pasal 113 jo pasal 119 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Lilik meyakini bahwa para imigran itu dibantu oleh jaringan penyelundupan manusia. Jaringan inilah yang akan diungkap oleh Lilik beserta jajarannya.

S ementara itu, para imigran gelap tersebut mengaku terpaksa harus meninggalkan negaranya lantaran tidak aman lagi. Mereka adalah etnis Hazara Afganistan yang diburu kelompok Taliban. Sebagian besar anggota keluarga mereka tewas ditembak tentara Taliban.

Rizal Aly menjelaskan, beberapa rekan dan seorang sepupunya tewas ditembak tentara Taliban. Begitu juga dengan Reza, ayahnya tewas ditembak tentara Taliban. "Setiap hari kami diburu. Kami seolah etnis yang paling dibenci mereka sehingga kami ditembaki," papar Rizal.

Tidak tahan dengan tekanan dan ketidakamanan itu, mereka kabur melalui Pakistan terbang ke Dubai. Dari Dubai, mereka berpencar dan berjanji bertemu di Malaysia. Sebagian terbang lewat Srilanka dan sebagian langsung ke Malaysia.

Dari Malaysia, mereka bertemu seseorang yang mereka sebut agen. Agen ini menyediakan tiket kapal dan pesawat seharga 140 dollar Amerika per orang. "Dari Malaysia, kami naik kapal ke Medan. Selanjutnya kami berencana terbang ke Jakarta," kata Abdul Hussein.

Di Jakarta, lanjutnya, mereka berencana mendatangi Kantor Perserikatan Bangsa-bangsa yang menangani pengungsian atau United Nations High Commissioner for Refugees ( UNHCR).

Rizal menambahkan, di Afganistan masih ada sekitar 4.000 sampai 5.000 etnis Hazara yang bersiap meninggalkan negaranya. Tidak menutup kemungkinan, mereka akan menuju Indonesia untuk mencari perlindungan.

"Kami tidak betah lagi hidup di Afganistan. Itu juga dirasakan saudara-saudara kami," pungkasnya.

Medan menjadi salah satu pintu masuk imigran gelap. Pada 11 November tahun lalu, Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan juga menangkap 9 imigran gelap dari Afganistan dan Pakistan. Mereka berencana ke Australia lewat Indonesia. Selang sepuluh haris kemudian, petugas menangkap 15 imigran gelap dari Afganistan. Mereka juga hendak mencari suaka politik ke Australia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com