Kalianda, Kompas -
Meski hingga Selasa malam tidak dilaporkan adanya korban jiwa, serangan ribuan warga dari Desa Kota Dalam dan sekitarnya ke Dusun Napal, Desa Sidowaluyo, Selasa siang, mengakibatkan sekitar 75 keluarga kehilangan tempat tinggal dan ratusan lainnya mengungsi. Selain 48 rumah dibakar, 27 rumah juga dirusak massa.
Bupati Lampung Selatan
”Pemicunya sebetulnya persoalan sepele. Namun, lalu dikait-kaitkan dengan golongan dan suku tertentu. Jadinya tidak terbendung. Padahal, semalam, kedua kelompok warga sudah didamaikan,” kata Rycko.
Kepala Kepolisian Resor (Polres) Lampung Selatan Ajun Komisaris Besar Harri Muharram mengemukakan, tawuran sebetulnya dipicu persoalan sepele, yaitu keributan antarpemuda di lahan parkir di Pasar Sidomulyo, Minggu. ”Saat itu ada sepeda motor yang meraung-raung, lalu ditegur tukang parkir yang warga Kota Dalam. Lalu, mereka
Peristiwa kemarin bukan satu-satunya pemicu konflik bernuansa SARA. Sebelumnya, pertikaian serupa beberapa kali terjadi. Pada November 2011, akibat akar persoalan serupa, sembilan rumah warga di Desa Margacatur, Kecamatan Kalianda, dirusak.
Menurut polisi, tiga orang terluka akibat sayatan benda tajam dalam tawuran di Desa Kota Dalam, Selasa pagi. Serangan ini adalah susulan insiden raungan sepeda motor, Minggu lalu. Berdasarkan pantauan di lokasi, situasi berangsur-angsur mulai kondusif, tetapi mencekam. Siang hari, tawuran yang lebih besar pecah lagi dan masuk ke Desa Sidowaluyo, Kecamatan Sidomulyo, tersebut.
Ratusan personel polisi dari Kepolisian Daerah (Polda) Lampung serta personel TNI dari Komando Resimen Militer 043/Garuda Hitam dan Batalyon Infanteri 143 Lampung, hingga kemarin malam, terus berjaga dengan senjata lengkap di lokasi tawuran mulai dari pertigaan Sidomulyo di jalur lintas timur Sumatera hingga di perkampungan warga di Sidowaluyo.
Setiap orang yang hendak masuk ke wilayah ini bahkan dimintai keterangan oleh aparat yang berjaga di lokasi. Hal ini untuk menghindari adanya penyerangan susulan dari kedua belah pihak kelompok warga yang bertikai. ”Kami membuat pos-pos di pintu masuk ke lokasi, setidaknya di enam titik. Upaya ini untuk menjaga suasana tetap kondusif,” ujar Kepala Polda Lampung Brigadir Jenderal (Pol) Jodie Rooseto.