Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lampion Pun Sambut Imlek

Kompas.com - 21/01/2012, 05:57 WIB

Oei Bing Kie (51) memegang rangka kepala naga dari bambu, Rabu (18/1). Kepala naga itu setelah dibalut dengan kain parasut akan digunakan untuk liong yang biasa dimainkan bersama barongsai.

Pekan lalu, dia baru saja menyelesaikan pembuatan naga dengan panjang 4 meter dan diameter tubuh 35 sentimeter. Naga tersebut lantas dipasang di taman di seberang Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah. Pasar Gede hanya terpisah jalan dengan tempat ibadah Tri Dharma Avalokitesvara Tien Kok Sie.

Saat ada pesanan, Bing Kie juga membuat lampion. Kerangkanya bisa dari bambu atau rotan. Ia akan menyerut bambu hingga diameter tertentu lalu menyusunnya menjadi bentuk yang diinginkan. Ia pula yang mendesain bentuk lampion atau naga yang akan dibuat.

Bilah-bilah bambu lalu disusun menjadi kerangka dengan menyambungnya dengan kertas tela. Kertas ini ulet dan bisa berfungsi seperti kawat atau benang. Kain parasut dipakai untuk pelapis badan lampion.

Bing Kie menguasai keterampilan pembuatan lampion, barongsai, dan liong serta kostumnya karena di masa kecil banyak membantu kakaknya yang lebih dulu membuat lampion dan perlengkapan barongsai serta liong.

Tak banyak yang menekuni pembuatan lampion, terlebih dengan membanjirnya impor produk serupa. ”Saya membuat lampion jika ada pesanan saja. Di pasaran sekarang lebih banyak lampion impor,” katanya.

Aryanto Wong dari Humas Tien Kok Sie mengakui, barang impor lebih murah dari produk lokal. Karena kebutuhan yang besar, biasanya lampion dibeli langsung dari luar negeri dengan cara titip pada salah satu pengurus.

Namun sebelum ini, sebagian lampion juga dipesan pada warga, antara lain Bing Kie. Salah satu kelebihannya, kata Aryanto, lampion buatan Bing Kie menyala lebih terang karena daya lampu di dalamnya bisa diatur lebih besar. Ini tak seperti lampion impor yang terdapat lampu dengan daya kecil di dalamnya sehingga nyala lampion tak terlalu terang. Lampion jadi simbol penerangan. (sri rejeki)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com