Petani mengeluhkan beban kerugian itu dalam pertemuan Asosiasi Petani dan Pedagang Bawang Merah (AP2BM) Kabupaten Tegal di Desa Sidapurna, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Minggu (15/1).
Ketua AP2BM Kabupaten Tegal Nasrudin mengatakan, saat ini, harga bawang merah
Sentra bawang merah Kabupaten Tegal terdapat di
Menurut dia, anjloknya harga bawang merah lokal tidak terlepas dari pengaruh impor bawang merah yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Impor bawang merah mengakibatkan melimpahnya pasokan sehingga harga bawang merah lokal anjlok. Impor, antara lain, dari China, Filipina, dan Thailand. Harga bawang merah impor untuk konsumsi Rp 4.000 per kilogram (kg), sedangkan bibit bawang merah Rp 8.000 per kg.
Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Tegal Toto Subandriyo mengatakan, impor bawang merah tidak bisa diatasi oleh pemerintah daerah. Pemda kewalahan membantu petani karena kebijakan tersebut merupakan kebijakan pemerintah pusat. ”Pemda juga bingung, tidak bisa berbuat apa-apa.”
Dari data Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) tercatat, impor bawang merah ke Indonesia 2011 meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan 2010. Pada 2011, volume impor bawang merah 150.000 ton, padahal tahun 2010 hanya 50.000 ton.
Dahlan, petani bawang merah di Desa Sidapurna, mengatakan, sebenarnya selama ini petani sudah terbiasa dengan fluktuasi harga bawang merah. Namun, kali ini, petani tidak sanggup menghadapinya.
Menurut dia, Juni 2011 harga bawang merah masih mahal. Harga bibit bawang merah sekitar Rp 20.000 per kg, sedangkan bawang merah konsumsi
Petani berharap pemerintah pusat, khususnya Kementerian Perdagangan, membatasi dan mengendalikan impor bawang merah. Banyak petani terlilit utang karena merugi. Dengan biaya produksi Rp 50 juta per ha, mereka hanya mendapat Rp 20 juta-Rp 25 juta per ha.