Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hotman: Ada Upaya Tutup Pengungkapan Ketua Besar

Kompas.com - 15/01/2012, 01:57 WIB

Jakarta, Kompas - Pihak terdakwa kasus dugaan korupsi wisma atlet SEA Games di Palembang, Muhammad Nazaruddin, menolak kesaksian Mindo Rosalina Manulang melalui teleconference pada persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Senin pekan depan. Pengacara Nazaruddin, Hotman Paris Hutapea, menduga hal itu

rekayasa untuk membuat Mindo tidak bersaksi langsung di persidangan sehingga pihak ”ketua besar” tidak terungkap.

”Itu hanyalah rekayasa pihak- pihak yang ingin agar siapa ’ketua besar’ tidak terungkap. LPSK barangkali tidak sadar dimanfaatkan dengan meminta teleconference,” kata Hotman di Jakarta, Sabtu (14/1).

Sebagaimana diberitakan, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) pada Jumat lalu mengirim surat kepada Majelis Hakim Pengadilan Khusus Tipikor Jakarta untuk mengizinkan Mindo Rosalina Manulang bersaksi dalam persidangan Nazaruddin melalui teleconference.

Hal tersebut dilakukan setelah Mindo melapor diancam oleh sejumlah pihak terkait rencana kesaksiannya yang akan mengungkap tokoh ”ketua besar”. Mindo mengaku menerima tiga kali ancaman pembunuhan, yakni pada 26 Desember dan 30 Desember 2011 serta 3 januari 2012. Ancaman itu dilakukan oleh orang yang diduga kenal dengan Nazaruddin. Oleh karena itu, Mindo kini diamankan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (Kompas, Sabtu, 14/1).

Kunci kasus

Sebutan ”ketua besar” terungkap dalam perbincangan Mindo Rosalina Manulang dengan politikus Partai Demokrat, Angelina Sondakh. Percakapan dalam Blackberry Messenger milik Mindo tersebut ada dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Fakta tersebut dinilai dapat menjadi kunci untuk mengetahui penerima hasil korupsi proyek wisma atlet SEA Games di Palembang dan proyek Stadion Hambalang di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

”Dalam BAP Rosa (Mindo Rosalina) itu tidak ditanyakan siapa, berapa aliran dananya. Dengan Rosa bersaksi di persidangan, hal itu diharapkan bisa diungkap,” ujar Hotman.

Dalam percakapan itu, Angelina di antaranya menanyakan apakah masih ada ”apel malang” kepada Mindo. ”Itu kan beda, hi-hi-hi soalnya aku diminta ketua besar, lagi kepengin makan apel malang,” demikian Angelina dalam salah satu kalimat pada percakapan tersebut.

Angelina juga menyebut, ”Tugas aku kalo diminta ketua besar harus menyediakan, soalnya apelnya beda rasanya, asli malang jadi ga ada duanya. Huahaaaa, jadi kalo boleh disediakan apel malang yang seger ya, kalo ketua besar kenyang kita kan enak.”

Hotman mengatakan, pihaknya menolak kesaksian melalui teleconference karena Mindo dikhawatirkan tidak berbicara sebenarnya. ”Seharusnya LPSK kirim saja keamanan yang banyak. Pengadilan Tipikor kan sangat aman. Kalau dengan teleconference, kita tak bisa langsung melihat ekspresi wajahnya,” ujarnya.

Awalnya, Mindo berencana mengungkap tokoh ”ketua besar” itu di persidangan 4 Januari 2012. Namun, karena Nazaruddin sakit, sidang ditunda. Pada minggu berikutnya, persidangan ditunda lagi karena Nazaruddin sakit sehingga tidak bisa datang.

Seusai sidang, Hotman mengatakan, istilah ”ketua besar” mengacu pada MA, istilah ”bos” mengacu pada seseorang berinisial AU. (Kompas, 12/1). (RAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com