Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelepasliaran Orangutan Terkendala Hutan

Kompas.com - 11/01/2012, 03:46 WIB

Jakarta, Kompas - Borneo Orangutan Survival Foundation mempersiapkan 600 ekor dari 850 ekor orangutan yang direhabilitasi di Kalimantan untuk dilepasliarkan. Namun, kerusakan lingkungan karena kegiatan produksi kayu mengakibatkan lembaga itu kesulitan menentukan lokasi hutan yang layak dan mampu menjamin kelangsungan hidup orangutan.

”Masalahnya sekarang adalah merehabilitasi hutan dan menyelamatkan hutan yang masih ada,” kata Kepala Borneo Orangutan Survival Foundation Bungaran Saragih dalam simposium ”Indonesia Endangered Species Forum”, di Jakarta, Selasa (10/1).

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir dalam kegiatan itu mengatakan, saatnya meminta peran swasta dunia untuk terlibat menyelamatkan hutan di Kalimantan. ”Mereka yang pertama kali mengenalkan eksplorasi hutan. Swasta yang merusak, swasta pula yang seharusnya merehabilitasi hutan,” kata Kalla.

Menurut Saragih, saat ini sudah direstorasi 86.000 hektar hutan untuk pelepasliaran orangutan. Kebutuhan lahan meningkat sekitar 120.000 hektar lagi.

Peran swasta

”Peran swasta untuk merehabilitasi hutan sudah populer di Amerika Serikat. Namun, peran swasta di Indonesia masih minim,” kata Saragih.

Ketika ada pihak swasta berminat, menurut Saragih, tidak mudah mendapatkan izin rehabilitasi hutan dari pemerintah.

Mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat William S Cohen juga memberikan sambutan dengan topik ”Konservasi Menjadi Strategi Induk Bisnis”.

Kalla mengatakan, orangutan sebenarnya hanya gejala atau fenomena dari kebutuhan untuk menyelamatkan hutan sebagai habitat satwa itu. Saat ini hilangnya habitat menjadi ancaman utama kelangsungan hidup orangutan. (NAW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com