Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Belum Perlu Mengungsi

Kompas.com - 28/12/2011, 04:47 WIB

TOMOHON, KOMPAS - Setelah mereda pasca-letusan Juli lalu, Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, kembali meletus, Selasa (27/12) pukul 03.07. Namun, letusan kali ini belum sampai membuat warga sekitarnya mengungsi. Kegiatan saling mengunjungi sanak famili dalam rangka Natal tidak sampai terganggu.

Hujan abu vulkanik tampak menerpa rumah dan tanaman penduduk di jalan poros Kota Tomohon-Kota Manado. Gunung setinggi 1.580 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 30 kilometer di utara Manado.

Hujan yang turun, Selasa siang, tak cukup untuk meluruhkan abu kecoklatan dari permukaan dedaunan tanaman.

Awalnya, letusan Gunung Lokon pada subuh itu sempat membuat panik warga di kaki gunung. Letusan pertama hingga ketiga terkategorikan dahsyat karena diwarnai lontaran larva pijar. Selanjutnya, abu Gunung Lokon menyelimuti wilayah Kelurahan Tinoor dan Kinilow, Tomohon, setebal 1-2 sentimeter.

Sejumlah warga mengaku terbangun dari tidur saat mendengar bunyi gemuruh dari kawah Tompaluan, kawah teraktif yang berada di punggung Gunung Lokon. ”Saya, istri, dan anak-anak terbangun dari tidur dan berhamburan ke luar rumah mencari tempat aman. Namun, setelah keadaan mereda, kami kembali ke rumah dengan tenang,” kata Herdi Togas (47), warga Kinilow.

Farid Ruskanda, petugas Pos Pengamatan Gunung Lokon dan Mahawu, mengatakan, letusan Gunung Lokon terjadi tiga kali pada Selasa dini hari, yakni pukul 03.07, 03.21, dan 03.24.

Selasa malam, gerakan tremor perut gunung masih terlihat dari tempat pengamatan meski catatan amplitudo menurun.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulut Hoyke Makarawung menyatakan siap mengevakuasi penduduk apabila terjadi letusan yang membahayakan kehidupan warga. Namun, masyarakat tetap diimbau waspada.

Letusan terbesar Gunung Lokon terakhir kali terjadi pada pertengahan Juli lalu. Letusan tersebut menyebabkan lebih dari 5.000 warga di sekitar Gunung Lokon mengungsi. Saat terjadi letusan, pemerintah menetapkan radius berbahaya sejauh 3,5 kilometer dari puncak gunung.

Lahar Gamalama

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com