Padang, Kompas
”Kapal itu bernama KM Fokus. Muatannya kosong setelah sebelumnya mengangkut garam. Kapal itu sedang buang sauh
Kapal itu saat ini terpaksa dikandaskan dan jangkarnya dilabuhkan agar tidak terbawa gelombang. Utoyo memastikan peristiwa itu tidak sampai mengganggu alur pelabuhan.
Petugas Mercu Suar Bramas, Beri, mengatakan, kapal itu diketahui mengalami kesulitan karena salah satu bagian lambung bocor saat badai terjadi antara pukul 07.30 hingga pukul 09.00. ”Kemudian menghubungi petugas radio memberitahukan soal kesulitan itu,” katanya.
Kepala Seksi Identifikasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Noferman mengatakan, kebocoran pada bagian lambung kapal diduga setelah hantaman gelombang saat badai terjadi.
Sementara itu di hari yang sama, dua buah rumah di perkampungan Bukit Baraie, Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang, rusak setelah ditimpa pohon besar. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Dua rumah itu, masing-masing milik Rismanita (50) dan Inan (55), rusak bagian belakang dan ruang tengahnya. Sejumlah petugas telah memotong-motong pohon besar itu menjadi beberapa bagian. Namun belum terlihat bantuan untuk memperbaiki rumah tersebut.
Di Kabupaten Pesisir Selatan, ancaman banjir bandang masih terus mengintai warga. Kepala BPBD Kabupaten Pesisir Selatan Nashariyadi mengatakan, sejak banjir bandang pertama pada 3 November lalu, hingga saat ini telah terakumulasi 86 rumah hancur dan 98 unit rusak berat. ”Itu karena banjir bandang dan juga digerus gelombang laut,” kata Nashariyadi.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Sumbar Antorizon mengatakan, sebagian wilayah di Kabupaten Dharmasraya juga tengah dilanda banjir. ”Petugas kami tengah melakukan operasi di lapangan,” katanya.