Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Pengelola Jembatan Selat Sunda Segera Dibentuk

Kompas.com - 27/12/2011, 17:15 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, pemerintah saat ini tengah membahas pembentukan badan pengelola Jembatan Selat Sunda. Pemerintah tengah memikirkan rancangan peraturan presiden terkait dengan pembentukan badan pengelola tersebut.

"Drafnya sudah ada. Nanti kami bahas kalau sudah setuju. Kami akan ajukan kepada Presiden," kata Djoko kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (27/12/2011).

Djoko mengatakan, badan pengelola Jembatan Selat Sunda akan terbentuk dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Sembari menunggu pembentukan badan pengelola, sambungnya, ketua harian tim pengarah akan menunjuk inisiator untuk melakukan perencanaan desain. Pada saatnya nanti, badan ini akan melakukan kontrak perjanjian dengan Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Provinsi Lampung, serta pihak swasta untuk membuat perencanaan dan desain.

Berdasarkan rencana, Jembatan Selat Sunda terhubung dengan Jalan Tol Jakarta-Merak dan rencana Jalan Tol Cilegon-Ciwandan sepanjang 14 kilometer serta rencana Jalan Tol Bakauheni-Bandar Lampung-Metro sepanjang sekitar 80 kilometer.

Jembatan Selat Sunda akan dibangun dengan dua sistem, yaitu jembatan gantung ultrapanjang dari baja (untuk melangkahi palung-palung lebar) dan viaduct beton pracetak balanced cantilever untuk lintasan selebihnya.

"Jembatan viaduct beton dipilih karena bahan dasarnya diproduksi di dalam negeri, seperti agregat, semen, baja tulangan. Kontruksinya juga tak memerlukan teknologi tinggi serta akan menyerap banyak tenaga kerja lokal," kata konsultan ahli beton dan konstruksi jembatan, Wiratman Wangsadinata.

Bulan Oktober 2007, Kompas meliput Wiratman yang menandatangani memorandum of agreement prefeasibility, atau prastudi kelayakan, Jembatan Selat Sunda bersama Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, dan pengusaha nasional Tommy Winata.

Dalam pemaparan Wiratman, panjang keseluruhan Jembatan Selat Sunda adalah 31 kilometer yang terbagi dalam lima seksi (dari timur ke barat), yakni seksi I sepanjang 7,5 km, seksi II (7 km), seksi III (7 km), seksi IV (3,5 km), dan seksi V (6 km). Sementara lebar Jembatan Selat Sunda dirancang 60 meter dengan 2 x 3 lajur lalu lintas jalan raya, lintasan ganda (double track) kereta api, dan 2 x 1 lajur pejalan kaki, serta jalur darurat.

Jembatan Selat Sunda akan dirancang dengan konstruksi gantung yang melewati (dari timur ke barat) Pulau Ular, Sangiang, dan Panjurit. Salah satu bentang jembatan diprediksi selebar 3,5 kilometer "melompati" palung Selat Sunda sehingga Jembatan Selat Sunda mengalahkan bentang jembatan Selat Messina (antara Italia dan Pulau Sisilia).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Memahami Putusan DKPP kepada KPU soal Pendaftaran Gibran di Pilpres 2024

Memahami Putusan DKPP kepada KPU soal Pendaftaran Gibran di Pilpres 2024

Nasional
Mundur atau Tetap Bertahan, Pilihan bagi Anwar Usman

Mundur atau Tetap Bertahan, Pilihan bagi Anwar Usman

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anak Para Advokat di Sidang Pilpres MK | Jokowi Pesimistis Pemerintah Menang Banding di WTO

[POPULER NASIONAL] Anak Para Advokat di Sidang Pilpres MK | Jokowi Pesimistis Pemerintah Menang Banding di WTO

Nasional
Tanggal 1 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Nasional
Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Nasional
Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Nasional
Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com