Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Petambang Belerang Menganggur

Kompas.com - 24/12/2011, 03:12 WIB

BANYUWANGI, KOMPAS - Lebih dari sepekan menganggur, sebanyak 357 petambang belerang di kawah Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, berharap pemerintah ikut memikirkan nasib mereka. Pasalnya, sejak status Ijen dinyatakan Waspada pada 15 Desember lalu, mereka tidak bisa bekerja sehingga tidak mempunyai pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari..

Saat ditemui, Jumat (23/12), Surisman (35), warga Dusun Plampang, Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, berharap segera bekerja. Namun peluang kembali bekerja semakin sulit karena status Gunung Ijen dinaikkan menjadi Siaga. ”Sudah seminggu lebih saya tidak menambang, jadi tidak ada penghasilan, padahal keluarga butuh makan setiap hari,” ujarnya.

Setiap hari penghasilan Surisman sekitar Rp 40.000–Rp 80.000, bergantung pada banyaknya belerang yang dia bawa dari kawah ke lokasi penimbangan yang berjarak 4 kilometer.

Dalam acara sosialisasi dampak letusan Gunung Ijen di Balai Desa Tamansari, Kecamatan Licin, ratusan petambang belerang lain juga berharap segera kembali bekerja. Mereka menerima santunan senilai Rp 15.000 per orang dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

”Kalau memang tidak boleh menambang, kami berharap bisa dicarikan pekerjaan sementara, mau di proyek bangunan atau apa saja yang penting ada penghasilan,” ujar Anton Wijaya (24), warga Dusun Wonosuko, Desa Telemung, Kecamatan Kalipuro.

Menurut Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Abdullah, nasib petambang menjadi perhatian pemerintah. Dalam waktu dekat mereka akan mendapat bantuan bahan makanan.

Sebelumnya, Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko mengatakan, PT Candi Ngrimbi harus membantu petambang yang tidak bisa bekerja.

Kepala Bagian Keuangan PT Candi Ngrimbi Budyo Prawito mengatakan, petambang belerang adalah pekerja borongan lepas yang menerima upah harian berdasarkan jumlah belerang yang diangkut. ”Untuk sementara ini mereka menganggur. Belum ada rencana untuk mereka,” ujarnya. (ARA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com