Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampai Kapan Korban Rawagede Harus Menunggu?

Kompas.com - 19/12/2011, 11:46 WIB

"Anda masing-masing tentu mempunyai cara tersendiri untuk mengatasi kenangan akan peristiwa 9 Desember itu. Saya berharap bahwa dengan bercermin bersama pada peristiwa itu, kita bisa melangkah bersama ke masa depan, memanfaatkan peluang yang ada untuk bekerja sama dengan erat dan produktif antara kedua negara kita," ujarnya.

Perkembangan Penting

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyebut permintaan maaf Pemerintah Belanda atas aksi militer 1947 yang menyebabkan jatuhnya korban sipil di Kecamatan Rawagede, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, sebagai perkembangan penting.

Marty yang ditemui setelah melakukan pertemuan bilateral di sela-sela pelaksanaan Bali Democracy Forum di Nusa Dua, Bali, menjelaskan, ada proses internal dari Belanda berdasarkan keputusan pengadilan dalam kasus tragedi Rawagede.

Marty berharap para ahli waris korban Rawagede segera merasakan penyelesaian dari tragedi tersebut.

"Bahwa sekarang Pemerintah Belanda memilih untuk menindaklanjuti keputusan itu dengan langkah yang sekarang, saya kira ini merupakan perkembangan yang penting. Harapan kita adalah bisa segera diselesaikan, sehingga para ahli waris terkait bisa merasakan penyelesaian," katanya.

Pengacara keluarga para korban, Liesbeth Zegveld, mengatakan, keluarga korban menyambut baik permintaan maaf Belanda. Kerabat korban yang tewas dalam pembantaian telah berjuang selama bertahun-tahun untuk mendapatkan kompensasi dan pengakuan resmi atas tindakan tentara Belanda di masa lalu itu.

Pembantaian penduduk di Kampung Rawagede antara Karawang dan Bekasi terjadi pada 9 Desember 1947 saat agresi militer Belanda I.

Dalam operasinya di daerah Karawang, tentara Belanda memburu Kapten Lukas Kustario, Komandan Kompi Siliwangi yang diduga bersembunyi di Kampung Rawagede.

Diduga karena tidak menemukan Kapten Lukas, tentara Belanda memerintahkan semua penduduk laki-laki, termasuk para remaja kampung itu berdiri berjejer dan memberondong mereka dengan senapan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com