Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hentikan Bawang Merah Impor Masuk Jateng

Kompas.com - 15/12/2011, 20:17 WIB
Winarto Herusansono

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Kalangan DPRD Jawa Tengah, mendesak pemerintah segera menghentikan praktik impor bawang merah.

Jika pemerintah berpihak petani, impor bawang merah harus distop, karena petani di Kabupaten Brebes dan sekitar sedang menghadapi panen.

Desakan itu disampaikan anggota Komisi B Bidang Ekonomi DPRD Jawa Tengah, Hadi Santoso dan Istajib, Kamis (15/12/2011), menanggapi keluhan petani bawang merah.

Harga bawang merah kini anjlok sampai 50 persen, akibat digempur bawang impor yang didatangkan para pedagang besar dari Jakarta maupun pedagang di Brebes.

Hadi Santoso menyatakan, harga bawang kering (askip) yang semula laku Rp 7.000 per kilogram, kini anjlok hingga merosot di harga Rp 3.400 per kilogram.

Bawang merah biasa sebelumnya Rp 5.000 per kilogram, kini anjlok hanya Rp 2.500 per kilogram.

Anjloknya harga bawang ini, bahkan dikabarkan menyebabkan petani bawang mengalami kerugian jutaan rupiah per hektarnya. Ada petani yang sampai menjual sepeda motor dan barang berharga lain, untuk menutup utang atas biaya tanam dan budidaya bawang merah.

Istajib menilai, praktik mendatangkan bawang impor ketika petani lokal sedang panen, sudah lama berlangsung. Biasanya bawang impor masuk dalam jumlah besar, menggunakan angkutan truk dengan kapasitas sekali angkut lebih dari 50 ton.

Bawang merah impor itu, oleh pedagang, kemudian dicampur dengan bawang lokal.

Bawang impor memang bentuk umbinya lebih besar, dibandingkan dengan bentuk umbi bawang lokal yang lebih kecil. Dari segi rasa, bawang lokal lebih gurih dan rasanya lebih menggigit. Bawang impor hanya menang bentuk lebih besar tetapi rasanya hambar, karena bawang impor lebih khusus untuk bawang bibit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com