Kupang, Kompas
Mereka akan mendapatkan akses lebih baik untuk pengadaan lahan, tempat tinggal, infrastruktur jalan dan jembatan, air bersih, pelayanan kesehatan dan pendidikan, serta usaha kecil untuk meningkatkan pendapatan.
”Kami menerapkan pengarusutamaan jender pada semua kegiatan dan pengembangan sumber mata pencarian. Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pelatihan dan pemanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya,” kata Community and Advocacy Specialist Care Deutschland, Petrus Lambe, kepada wartawan di Kupang, Kamis (8/12).
Perwakilan UN Habitat bidang ”Programme Manager Habitat” untuk Indonesia, Kemal Taruc, mengatakan, bantuan internasional lain bagi warga eks pengungsi Timor Timur dan penduduk lokal miskin adalah menjaga perdamaian dan integrasi serta memperkuat pemerintahan lokal di Timor Barat. Nilai proyek ini sebesar 945.000 euro setara Rp 11,37 miliar.
”Pemerintah daerah dan parlemen Uni Eropa terlibat mengadvokasi isu tanah dan jender untuk memperkuat dan mempertahankan perdamaian di kalangan masyarakat. Untuk proyek ini, Uni Eropa bekerja sama dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal,” kata Taruc.
Sehari sebelumnya dalam dialog dengan perwakilan Uni Eropa, ribuan warga eks Timor Timur yang bermukim di Kabupaten Kupang meminta disediakan lahan olahan dan rumah layak huni. Sudah 12 tahun mereka tinggal di wilayah itu, tetapi tidak memiliki tanah olahan sama sekali, sementara pekerjaan mereka 95 persen adalah petani.
Selama ini, mereka bekerja sebagai petani penggarap dengan penghasilan sangat tidak memadai. Hasil garapan dibagi tiga, yakni untuk pemilik lahan, pemilik traktor, dan penggarap. Sementara mereka harus menghidupi anak dan istri, membiayai pendidikan anak sekolah, biaya kesehatan, dan lainnya.
”Dibutuhkan warga saat ini adalah lahan olahan. Tak mungkin kami hanya bergantung pada lahan garapan seumur hidup. Kalau lahan itu menghasilkan 90 kg gabah kering maka 30 kg untuk penggarap, 30 kg untuk pemilik lahan, dan 30 kg untuk pemilik traktor yang juga pemilik lahan sendiri,” kata Vesco Ribeiro, wakil eks pengungsi Timor Timur.
Kesulitan lahan mendorong 200-an warga eks Timtim di Timor Barat pulang ke Timor Leste, (2010). Tahun 2011/2012, ratusan orang juga sedang menunggu keberangkatan ke Timor Leste.
Di Kabupaten Kupang, warga eks Timtim tersebar di Desa Oebelo, Tuapukan, Raknamo, dan Desa Tuamesa, Kabupaten Kupang. ”Bantuan-bantuan yang diberikan pemerintah dan mitra pemerintah pada 1999-2001 cukup membantu kami keluar dari masalah kemanusiaan,” ujar Ribeiro.