Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedimentasi Teluk Kendari Kian Mengkhawatirkan

Kompas.com - 05/12/2011, 18:01 WIB
Mohamad Final Daeng

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com- Sedimentasi yang memenuhi Teluk Kendari di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, kian mengkhawatirkan. Hingga kini belum ada upaya signifikan untuk mengatasinya.

"Potensi bahaya besar dari segi lingkungan dan ekonomi siap mengintai. Kalau tak teratasi, dalam 20 tahun ke depan Teluk Kendari bisa hilang," kata Kepala Bidang Fisik dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari Abidin L, Senin (5/12/2011).

Abidin menjadi salah satu narasumber lokakarya "Peningkatan Peran Masyarakat Perkotaan dalam Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan, dan Perubahan Iklim di Kota Kendari."

Sedimentasi yang mempercepat laju pendangkalan di teluk seluas 1.500 hektar itu dikatakan Abidin telah terjadi sejak dekade 1980-an. Saat ini, laju pendangkalan mencapai 1,5 juta meter kubik per tahun.

Dari perhitungan itu diperkirakan dalam 20 tahun teluk akan penuh tertutup sedimen. Sedimen pasir, lumpur, dan lempung itu dibawa 32 sungai yang bermuara di Teluk Kendari, khususnya yang terbesar dari aliran Sungai Wanggu. Pendangkalan juga diperparah dengan pembuangan berbagai sampah rumah tangga ke teluk.

Abidin menambahkan, Pemkot Kendari sejak 2009 sebenarnya telah mengoperasikan dua mesin penghisap sedimen. Namun, upaya itu diakuinya kurang efektif karena satu mesin hanya bisa menyedot 8 meter kubik per jam, jauh dari laju sedimentasi yang mencapai 171 meter kubik per jam.

Masalah itu dikatakan Abidin tak sanggup ditanggulangi sendiri oleh Pemkot Kendari karena membutuhkan anggaran hingga triliunan rupiah untuk pengerukan hingga tuntas. Untuk itu Abidin berharap pemerintah pusat dan provinsi bisa turun tangan.

Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Sultra Susi Yanti Kamil mengatakan, permasalahan Teluk Kendari membutuhkan solusi komprehensif dari berbagai pihak. Ia melihat koordinasi antarwilayah terkait pengelolaan Teluk Kendari belum ada.

"Harus ada sinkronisasi kebijakan dengan daerah hulu sungai-sungai yang bermuara ke teluk, yakni Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan," ujarnya.

Permasalahan yang tak teratasi di hulu, khususnya penghancuran hutan, dinilai Susi turut menyumbang tingginya laju sedimentasi di teluk.

Teluk Kendari menjadi ikon wisata, sejarah, sekaligus urat nadi perekonomian yang penting bagi Kota Kendari. Di teluk melingkar itu aktivitas perekonomian masyarakat bertumpu, mulai dari nelayan, pelayaran, hingga pariwisata di sepanjang pesisirnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com