Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencuri Emas Mengaku Wartawan Raup Miliaran

Kompas.com - 01/12/2011, 17:08 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi Yopi terbilang nekat. Dengan kepercayaan diri tinggi, Yopi menggantungkan kartu persnya di dada dan berkeliaran di sekitar toko-toko emas di wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Banten. Kartu pers itu bertuliskan nama lengkapnya yakni Yopi Sabata dan logo media "Warta5" serta tulisan "PERS".

Kartu pers rupanya menjadi kedok Yopi untuk melancarkan niat jahatnya bersama dengan empat orang temannya yang merupakan sindikat pencuri emas asal Bogor, Jawa Barat.

"Dia mengaku-aku sebagai wartawan. Dia bilang ke petugas keamanan dia mau cari berita dan berkeliaran di sekitar toko emas," ungkap Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Nico Afinta, Kamis (1/12/2011), di Mapolda Metro Jaya.

Saat berkeliaran itulah, rupanya Yopi mengamati aktivitas para penjaga toko. Dia juga mengingat-ingat letak perhiasan toko itu. Hasil pengamatan Yopi itu kemudian dituangkan ke dalam gambar dan didiskusikan bersama empat temannya yakni Adi, Iwan, Dede, dan Ibrahim.

"Peran dia sebagai observer sebelum kawanan ini melancarkan aksinya. Dengan kartu pers itu juga dia berhasil mengelabui petugas keamanan dan terhindar dari proses selanjutnya," tutur Nico.

Sementara itu, Yopi membantah bahwa dirinya mengaku wartawan hanyalah untuk kedok merampok toko emas. "Saya jadi wartawan sudah enam bulan ini," kata pria asal Jakarta Utara itu.

Tetapi, saat ditanyakan lebih lanjut tentang alamat media "Warta5", Yopi berulang kali meralat jawabannya. "Di Jakarta Utara. Bukan, di Bekasi," ujarnya berbelit-belit.

Dia juga tampak kelabakan saat para wartawan menanyakan soal liputan yang pernah dilakukannya. Dia hanya mengatakan bahwa sebulan dua kali dia mengantarkan harian "Warta5" kepada "orang-orang penting".

"Sekali jalan dibayar Rp 100.000, sebulan dua kali. Buat orang-orang penting. Tapi ini nggak cukup buat hidup saya," ujar pria yang mengaku memiliki tiga orang anak ini.

Yopi mengatakan dirinya sebagai tulang punggung keluarga tidak mampu mencukupi kebutuhan anak dan istrinya. "Jadinya saya diajak teman-teman, mencuri. Saya pakai buat beli handphone," ujarnya sambil tertunduk.

Pihak kepolisian meminta masyarakat untuk berhati-hati apabila bertemu dengan orang yang mengaku-aku sebagai wartawan atau pun aparat kepolisian. Pasalnya, modus seperti ini sudah berulang kali terjadi dalam aksi perampokan. Yopi, Adi, Dede, Iwan, dan Ibrahim dengan modus serupa bahkan sudah berhasil merampok di delapan tempat dalam kurun April-November 2011. Kebanyakan toko yang dirampok adalah toko emas. Kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai Rp 6 miliar.

"Kami minta masyarakat untuk waspada. Kalau ada orang mengaku-aku begitu minta perlihatkan kartu identitasnya," kata Nico.

Menurut Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Herry Heriawan, kelompok sindikat penggasak emas asal Bogor itu telah melakukan aksinya di wilayah Bogor, Jakarta, Bekasi, Banten, dan Tangerang. Mereka akhirnya berhasil diringkus pada tanggal 28-29 November 2011 beserta dua orang penadah hasil kejahatan komplotan ini. Kini, para pelaku mendekam di tahanan Polda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com