Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Masih Ancam Ibu Kota

Kompas.com - 16/11/2011, 05:08 WIB

Jakarta, Kompas - Ibu kota negara Republik Indonesia, Jakarta, pernah lumpuh dilanda banjir besar tahun 2007. Daerah tergenang mencapai 15.070 hektar, sekitar 23 persen dari total luas Jakarta. Untuk mengantisipasi siklus lima tahunan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah.

Namun, hal itu belum bisa diandalkan sepenuhnya. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif dalam rapat antisipasi bencana banjir yang dipimpin Wakil Presiden Boediono, Senin (14/11), juga mengingatkan hal itu.

Menurut dia, ada tiga potensi bencana berskala besar yang perlu diantisipasi pada musim hujan mendatang, yakni banjir lahar dingin di Merapi, luapan Bengawan Solo, dan banjir di DKI Jakarta.

Sementara dalam rapat koordinasi dengan Wakil Presiden, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sri Woro B Harijono menjelaskan, pemetaan yang disusun BMKG bekerja sama dengan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional serta Kementerian Pekerjaan Umum menunjukkan, hingga Januari ada 11 provinsi yang berpotensi tinggi mengalami banjir. Pada bulan ini potensi banjir juga dialami Aceh dan Sumatera Utara, selain Sumatera Barat.

Adapun pada Desember, ancaman banjir akan dihadapi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Banten, DI Yogyakarta, dan Kalimantan Barat. Pada Januari, wilayah yang perlu berwaspada menghadapi banjir besar adalah Kalimantan Barat dan semua provinsi di Jawa.

Sejumlah menteri terkait di bidang kesejahteraan rakyat hadir dalam rapat yang berlangsung di Kantor Wapres tersebut.

Secara terpisah, Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Novizal dalam perbincangan dengan Kompas juga menegaskan, apa pun upaya pemerintah pusat dan provinsi mengantisipasi banjir di Jakarta tidak bisa menjamin kawasan Ibu Kota total bebas banjir.

Hal ini disebabkan ada tiga faktor alam yang sulit diprediksi dinamikanya dan pengendaliannya butuh kerja sama sejumlah pihak, termasuk masyarakat.

”Ketiga faktor itu adalah curah hujan kiriman dari bagian hulu, Puncak dan Bogor, kemudian pengaruh pasang laut di pantai utara atau bagian hilir, serta muka alam Jakarta yang memang sebagian lebih rendah dari laut,” tutur Novizal.

Instruksi Wapres

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com