Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Besar Penghancuran Situs Muaro Jambi

Kompas.com - 14/11/2011, 16:41 WIB
Irma Tambunan

Penulis

MUARO JAMBI, KOMPAS.com - Ancaman besar penghancuran peninggalan Melayu Kuno, Situs Muaro Jambi terus berlangsung. Pengajuan izin-izin baru untuk membuka industri penimbunan batu bara dalam zona inti situs, kian bertambah. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi kewalahan mengendalikan ancaman kerusakan tersebut.

Saat ini empat perusahaan telah menimbun batu bara dalam zona inti situs, yaitu Indonesia Coal Resources, Thriveni Mining, Sarolangun Bara Prima, dan Bahar Surya Abadi. Area penimbunan dalam pengelolaan PT Tegas Guna Mandiri.

Industri lain yang beroperasi dalam situs seluas 2.612 hektar ini antara lain usaha batu bara PT Bina Borneo Inti (BBI), serta pabrik pengolahan sawit PT Sinar Alam Permai (SAP).

"Selain itu tiga perusahaan lainnya tengah mengajukan izin penimbunan batu bara, yang juga berada dalam zona inti situs. Jumlah industri yang mengajukan izin kepada Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi untuk menimbun batu bara d alam kawasan situs terus bertambah. Ini benar-benar kebablasan," ujar Agus, Senin (14/11/2011).

Menurut Agus, atas setiap dokumen lingkungan terkait pengajuan izin industri yang disampaikan kepada pihaknya, BP3 selalu menolak. Pembangunan industri dalam situs akan berdampak merusak bangunan bersejarah dan lingkungannya. Tetapi, lanjut Agus , pemerintah daerah tetap memberikan izin .

Agus melihat minimnya kepedulian untuk turut menjaga kelestarian situs yang telah masuk daftar tentatif warisan budaya dunia UNESCO. K ondisinya justru makin terancam mengalami kehancuran.

Salah satu peninggalan, yaitu Menapo (tumpukan bata berstruktur candi) China dalam kondisi dikelilingi area penimbunan batu bara sejumlah perusahaan. Ketika turun hujan, genangan air bercampur limbah batu bara mengikis menapo yang memiliki banyak peninggalan keramik dari China di sekitarnya.

"Kandungan logam batu bara jika terurai dengan air hujan akan menghasilkan kadar asam yang tinggi, yang mengakibatkan bangunan keropos," katanya.

"Debu batu bara yang berterbangan masuk ke dalam pori-pori candi memperlemah daya ikat batu bata kuno. Percandian peninggalan Abad VII hingga XIV ini akan semakin hancur dan rapuh," lanjutnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com