Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusat Penangkaran Jalak Bali Diresmikan

Kompas.com - 08/11/2011, 19:16 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

BADUNG, KOMPAS.com - Yayasan Begawan meresmikan pusat penangkaran burung jalak bali di Banjar Saren, Abiansemal, Kabupaten Badung, Selasa (8/11/2011).

Pendiri Yayasan Begawan, Bradley T Gardner, mengemukakan bahwa kegiatan tersebut ditujukan untuk merayakan kedatangan 23 jalak bali (Leucopsar rothschildi) di Pulau Dewata. Sebanyak 20 jalak di antaranya dikembalikan dari Koelner Zoo di Jerman dan tiga jalak lainnya didatangkan dari Jurong Bird Park, Singapura.

"Memang burung-burung ini telah berada di Bali sejak beberapa bulan lalu dan telah selesai pula menjalani masa karantina di Bali Bird Park, Gianyar. Kini kami merayakan secara resmi seiring dengan telah selesainya pembangunan pusat penangkaran di Green School ini," kata Gardner.

Dengan adanya pusat penangkaran tersebut, Yayasan Begawan ingin lebih serius mengemban tanggung jawab menjaga kelestarian burung jalak bali. Gardner yang telah menangkarkan jalak bali sejak 1999 mengatakan, burung yang menjadi maskot resmi Provinsi Bali itu sempat dinyatakan terancam punah oleh Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka (CITIES) pada 1970. Penyebab tidak lain karena ulah pemburu liar yang tertarik akan keindahan burung tersebut. Jalak bali memiliki tubuh putih, bingkai mata berwarna biru cemerlang, dan sentuhan hitam di ujung sayap dan bulu ekor.

"Melalui pusat penangkaran ini, kami akan terus bekerja untuk memastikan bahwa keselamatan burung itu terjaga. Kami pun ke depannya akan turut membantu melepaskan jalak bali ke alam bebas seperti yang telah kami lakukan sebelumnya terhadap 65 jalak bali di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung," ujar Gardner.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali I Gede Nyoman Wiranatha menyambut baik upaya penangkaran untuk menangkal kepunahan jalak bali. Menurut Wiranatha, jalak bali hampir punah karena harganya relatif tinggi, bisa di atas Rp15 juta per ekor. Tingginya harga menjadikan burung itu diincar oleh para pemburu.

"Dengan dibantu upaya-upaya penangkaran masyarakat seperti ini, ke depan kami harapkan pengembangan jalak bali semakin menuju arah yang menggembirakan," kata Wiranatha.

Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Bali Tamen Sitorus menyebutkan, saat ini jumlah jalak bali sekitar 500 ekor. "Yang berada di luar penangkaran di Taman Nasional Bali Barat, Jembrana, berjumlah 287 ekor. Kami menargetkan tahun depan jumlahnya akan naik tiga persen dari populasi saat ini, sehingga semakin banyak jalak bali yang dapat dikembalikan ke alam," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com