Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Kematian Komodo Tunggu Otopsi

Kompas.com - 08/11/2011, 14:43 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Kebun Binatang Surabaya (KBS) menyatakan belum mengetahui penyebab kematian seekor komodonya. Diberitakan sebelumnya, seekor komodo betina berusia 20 tahun ditemukan mati di kandangnya, Selasa (8/11/2011).

"Penyebab kematiannya belum kami ketahui karena masih dalam penyelidikan tim kesehatan KBS. Mungkin, baru besok (9/11/2011) hasil atau penyebab kematiannya diketahui," kata Humas KBS Anthan Warsito.

Menurut dia, usia komodo yang mati tersebut bisa dikategorikan cukup tua, karena usia binatang paling tua sekitar 20-30 tahun. Sebelum komodo itu mati sudah menunjukkan  tanda-tanda menurunnya kesehatan satwa purba tersebut.

Salah satu gejalanya, kata Warsito, adalah hewan tidak berselera makan. "Pada 5 November lalu diberi makan, tapi dia sudah tidak memiliki selera makan. Karena tidak memiliki selera makan kondisi kesehatannya tampak melemah dan akhirnya mati pada hari ini," ujarnya.

Meski demikian, untuk memastikan penyebab kemataiannya, tim kesehatan KBS tetap menelitinya. "Kami tidak mau berspekulasi soal penyebab kematiannya, karena itu kami tetap menginginkan ada otopsi," ucapnya.

Warsito mengakui ini bukan kematian pertama dan satu-satunya komodo koleksi KBS. Pihaknya sedang berupaya untuk membuat kandang yang baik.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga bergerak cepat untuk melakukan pemisahan antara anak komodo dengan komodo dewasa. Sebab, jika tidak dilakukan maka komodo anakan akan mati dimakan komodo dewasa.

Saat ini, lanjut Waskito, jumlah komodo yang ada di KBS sebanyak 60 ekor, meliputi 23 ekor anak komodo, 14 ekor remaja, dan sisanya dewasa. Untuk mempertahankan komodo, KBS akan lebih intensif melakukan pengawasan. Sebab, komodo merupakan binatang langka yang harus dipertahankan keberadaanya.

"Komodo menjadi target pengawasan utama. Itu binatang langka di dunia," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com