Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan dan Tanggul Rusak Diterjang Banjir

Kompas.com - 25/10/2011, 06:00 WIB

MAGELANG, KOMPAS - Sejumlah jembatan dan tanggul darurat yang dibangun warga pascabencana banjir lahar dingin, Desember 2010 hingga awal 2011, kini rusak diterjang luapan air sungai saat hujan deras, Minggu (23/10) malam. Akibat kejadian tersebut, aktivitas warga kembali terganggu.

Aris Siswanto, Kepala Desa Bojong, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa tengah, mengatakan, hujan deras telah menyebabkan Kali Pabelan, salah satu sungai yang berhulu di Gunung Merapi, meluap dan menghancurkan tanggul darurat yang dibangun warga, Juni lalu.

”Karena tanggul ambrol diterjang banjir, maka kini 74 hektar sawah irigasi teknis di Desa Bojong, tidak lagi teraliri air,” ujarnya, Senin (24/10).

Kejadian itu sangat mengganggu aktivitas pertanian desa karena mayoritas warga sedang menyemai benih dan siap untuk mulai musim tanam padi. Tanggul darurat dibangun dari tumpukan pasir dan batu-batu yang berasal dari material banjir lahar dingin di Kali Pabelan, yang dikeruk menggunakan alat berat.

Biaya sewa alat berat dan membangun tanggul mencapai Rp 25 juta, dan dibiayai dari iuran Rp 5.000 hingga Rp 15.000 per keluarga. Di Desa Bojong terdapat 1.600 keluarga.

Mengairi sawah

Selain Desa Bojong, tanggul darurat itu juga dibutuhkan untuk mengairi lebih dari 200 hektar sawah di enam desa lain di Kecamatan Mungkid dan Sawangan. ”Karena jembatan Tlatar tidak bisa dilewati, untuk bepergian dari Kecamatan Sawangan ke Kecamatan Dukun, kami terpaksa melewati jalan raya utama Magelang-Yogyakarta di Kecamatan Muntilan,” ujarnya.

Hujan deras dan banjir di Kali Pabelan juga menyebabkan dua jembatan darurat terbuat dari bambu yang dibangun warga di dusun Tlatar, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, dan di dusun Srowol, Kecamatan Muntilan, ambrol.

Setelah jembatan permanen di dua lokasi tersebut jebol karena diterjang banjir lahar dingin, jembatan darurat tersebut menjadi akses bagi pengemudi kendaraan. Jembatan darurat yang dibangun warga menjadi akses jalan sementara, sembari menunggu jembatan gantung yang dijanjikan pemerintah pusat selesai dibangun.

Sementara itu, warga Desa Jrakah, Kecamatan Jrakah, Kabupaten Boyolali, mulai siaga jika banjir lahar dingin material Gunung Merapi kembali terjadi di musim hujan. ”Memang belum terjadi banjir lahar dingin. Namun, menurut informasi, banjir lahar dingin akan kembali terjadi, jadi warga diminta waspada,” kata Kepala Desa Jrakah, Tumar.

Tumar mengatakan, banjir lahar dingin beberapa bulan lalu menghanyutkan banyak jembatan di desa tersebut. Akibatnya, mobilisasi warga terganggu. Saat itu warga berinisiatif membangun jembatan darurat dari kayu dan bambu.

Dia berharap pembangunan jembatan gantung segera selesai sehingga dapat dimanfaatkan oleh warga. Pembangunan salah satu jembatan gantung sudah dimulai minggu lalu, dan diperkirakan selesai dalam waktu dua bulan. (EGI/UTI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com