Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada "Pasukan Malaikat" di Papua

Kompas.com - 22/10/2011, 09:07 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Situasi keamanan di Papua yang terus memburuk belakangan ini dinilai terjadi akibat banyaknya penyebaran aparat keamanan tanpa koordinasi yang jelas. Bahkan saking tak jelasnya, sampai muncul istilah ada "pasukan malaikat" di Papua.

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Ifdhal Kasim mempertanyakan begitu rapuhnya kontrol keamanan di Papua saat ini. Kepada Kompas di Jakarta, Jumat (21/10/2011), Ifdhal mengatakan, kondisi ini terjadi akibat penyebaran (deployment) aparat keamanan yang begitu banyak di Papua.

"Kenapa sih kontrol keamanan di Papua begitu mudah robek? Nah, ini apa kaitannya dengan begitu banyak deployment aparat keamanan di sana karena deployment aparat keamanan di sana bukan hanya TNI, tetapi juga aparat intelijen, polisi, dan aparat sekuriti lain yang turun ke sana sehingga banyak aktor keamanan yang memiliki pimpinan yang berbeda-beda dan misi yang berbeda juga," kata Ifdhal.

Akibatnya, lanjut Ifdhal, bentrok di lapangan antarberbagai institusi keamanan di sana kadang-kadang tidak diketahui. "Bahkan dalam percakapan kami dengan Panglima Kodam, dia sendiri tidak mengenali ada pasukan lain di sana. Itu yang mereka sebut sebagai pasukan malaikat," katanya.

Menurut Ifdhal, seharusnya ada satu kebijakan yang komprehensif di Papua. "Apa sih kebijakan nasional di sana sehingga tidak begitu banyak institusi yang terlibat yang menafsirkan sendiri-sendiri kontrol keamanan di Papua itu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com