JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Perwakilan Papua Matius Murib, Kamis (20/10/2011), menyayangkan tindakan aparat keamanan yang secara brutal membubarkan dan menangkapi peserta Kongres Papua III di Jayapura, Papua.
Satu orang tewas akibat tindakan represif aparat keamanan dan 200 orang ditangkap pada peristiwa yang berlangsung Rabu kemarin. "Korban meninggal dari aksi pembubaran paksa dan operasi penyisiran aparat keamanan pada acara Kongres Papua III," kata Matius dihubungi dari Jakarta.
Korban tewas bernama Melkias Kadepa yang ditemukan di perkebunan belakang Markas Korem Jayapura. Akibat penyisiran dengan menggunakan senjata api itu, ia melansir puluhan orang terpaksa mengungsi ke hutan belakang Sekolah Tinggi Fajar Timur Padang Bulan Jayapura.
"Polisi tidak menggunakan pendekatan persuasif dan dialogis, sengaja memilih Jalan Kekerasan. Negara dan Presiden RI harus segera membuka ruang dialog damai dengan rakyat Papua," ucapnya.
Seperti diberitakan Kompas, pembubaran dilakukan karena Kongres Papua yang diikuti sekitar 4.000 orang itu dinilai makar. Pada hari ketiga kongres dihasilkan keputusan Ketua Dewan Adat Papua Forkorus Yoboisembut sebagai presiden dan Edison Waromi dari Otorita Nasional Papua Barat (WPNA) sebagai perdana menteri.
Menjelang pukul 15.00, Forkorus mendeklarasikan hasil kongres, antara lain pembentukan Negara Federasi Papua Barat dengan lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan Bintang Fajar sebagai bendera nasional. Dalam penangkapan, aparat pun menahan Forkorus dan Edison untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.