Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 200 Peserta Ditangkap Aparat

Kompas.com - 20/10/2011, 03:02 WIB

Jayapura, Kompas - Sekitar 200 peserta Kongres Rakyat Papua III, Rabu (19/10), ditangkap aparat gabungan kepolisian dan TNI setempat. Kongres yang telah berlangsung tiga hari di Lapangan Sepak Bola Zakheus, Abepura, Papua, itu juga dibubarkan karena dinilai melakukan kegiatan makar.

Kepala Kepolisian Resor Kota Jayapura Ajun Komisaris Besar Imam Setiawan mengatakan, makar tersebut terindikasi dari adanya deklarasi Negara Federasi Papua Barat dan strukturnya. Aparat dan panitia kongres sebenarnya telah sepakat untuk tidak ada aksi-aksi seperti pengibaran bendera dan deklarasi negara. ”Namun, hal itu dilanggar,” ujarnya.

Ia menegaskan, meskipun dilakukan kelompok kecil, hal itu tetap berbahaya jika dibiarkan. ”Belajarlah kepada yang tahu sejarah. Tak ada niat apa pun di balik penangkapan itu, selain menegakkan hukum,” katanya.

Ke-200 orang yang ditangkap hingga Rabu malam masih berada di Markas Kepolisian Daerah Papua. Mereka menjalani pemeriksaan intensif. ”Polisi ingin mengetahui mana elite, mana yang terlibat makar, pendukung, atau penggembira,” ujar Imam.

Kongres Rakyat Papua digelar sejak Senin dan diikuti sekitar 4.000 orang dari beberapa wilayah Papua. Pada hari ketiga dibahas antara lain hasil rapat komisi dan pemilihan pemimpin.

Terpilih saat itu adalah Ketua Dewan Adat Papua Forkorus Yaboisembut sebagai presiden dan Edison Waromi dari West Papua National Authority sebagai perdana menteri. Menjelang pukul 15.00, Forkorus mendeklarasikan hasil kongres, antara lain pembentukan Negara Federasi Papua Barat dengan lagu kebangsaan ”Hai Tanahku Papua” dan Bintang Fajar sebagai bendera nasional.

Ketua Panitia KRP III Selfius Bobii mengatakan, deklarasi tersebut menandai kembali kedaulatan Papua seperti dideklarasikan pada Kongres Rakyat Papua I, 19 Oktober 1961, oleh Komite Nasional Papua.

Tak lama kemudian, aparat gabungan menyerbu dan melepaskan tembakan peringatan serta menangkapi peserta, termasuk Edison Waromi dan Forkorus.

Ketua Sinode Gereja Kingmi Papua Pendeta Benny Giyai menyayangkan penangkapan itu. Jika yang dicurigai adalah elite atau panitia kongres, cukup mereka yang ditangkap. ”Sebenarnya masyarakat tidak setuju gagasan pemerintahan transisi. Saya minta polisi bertindak proporsional. Jangan tangkap sembarangan. Konkretkan kasih dan damai itu indah,” kata Benny. (JOS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com