Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Radio Relawan Merapi Terancam Disegel

Kompas.com - 19/10/2011, 23:53 WIB
M.Latief

Penulis

SLEMAN, KOMPAS.com - Radio komunikasi yang dikelola relawan di Dusun Batur, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terancam terkena sanksi dan disegel karena tidak memiliki izin. Saluran Komunikasi Sosial Bersama di frekuensi 149.440 Mhz yang bergerak di bidang kebencanaan itu terancam terkena sanksi dan disegel karena belum mengantongi izin pendirian serta penggunaan radio pancar ulang atau repiter.

Demikian dikatakan Koordinator Saluran Komunikasi Sosial Bersama (SKSB) tersebut, Sriyanto, Rabu (19/10/2011). Ia menuturkan, sekitar dua hari lalu pihaknya sudah menerima teguran dari Balai Monitoring (Balmon) Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Ditjen Postel, dan dinyatakan terjaring sweeping penegakan disiplin bagi para pengguna frekuensi.

"Dalam waktu 21 hari setelah surat teguran atau surat peringatan diterima, paguyuban diminta segera mengurus proses perizinannya dengan melampirkan persyaratan seperti NPWP, SIUP, sertifikasi peralatan, dan titik koordinat," katanya.

Ia mengatakan, keberadaan radio ini sangat dibutuhkan masyarakat, terutama saat musim hujan dan menjadi salah satu garda terdepan pemantau aliran lahar dingin Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Sleman, khususnya di aliran Sungai Opak dan Sungai Gendol.

"Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, jika paguyuban ini terus melakukan on air tanpa mengantongi izin, maka terancam sanksi pidana selama empat tahun penjara, atau denda sebesar Rp 400 juta," katanya.

Sriyanto mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah ada niat mengurus izin itu. Hanya, hal itu masih menjadi keberatan bagi para anggota, terutama jika menyangkut persyaratan dan dana.

"Kami berharap ada toleransi kebijakan khusus mengenai hal ini, karena paguyuban tersebut benar-benar bergerak di bidang sosial dan nonprofit. Jika terpaksa disegel, kami tidak lagi dapat melakukan aktivitas pantauan banjir lahar dingin, maupun pantauan bencana erupsi Merapi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com