YOGYAKARTA, KOMPAS -
”Raja-raja dari seluruh Nusantara akan hadir semua, antara lain Raja Siak, Raja Kasunanan Cirebon, Raja Kasunanan Mangkunegaran, Raja Lombok, dan Raja Ternate. Total ada sekitar
Sehari sebelum puncak pernikahan, para abdi dalem memasang tarup berupa hasil-hasil bumi, seperti pisang sesanggan, kelapa gading, daun keluwih,
Menurut Yudahadiningrat, total 2.515 undangan akan hadir dalam puncak pernikahan di Keraton Yogyakarta serta resepsi di Kepatihan. Sebanyak 1.015 undangan akan mengikuti prosesi panggih di Bangsal Kencono pukul 10.00, dan 1.500 undangan lainnya akan hadir pada resepsi di Kepatihan pukul 16.00.
Pada puncak acara pernikahan akan hadir pula Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, 20 menteri, 10 duta besar, dan beberapa tokoh, seperti mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Hamzah Haz. ”Sesudah upacara akad nikah di Masjid Panepen dan panggih di Bangsal Kencono, kedua pengantin dan orangtua akan berjabat tangan dengan para tamu di Bangsal Proboyekso,” kata Yudahadiningrat.
Dari Bangsal Proboyekso,
Selama berlangsung hajatan pernikahan ini, wisata di kompleks Keraton Yogyakarta ditutup sejak Minggu (16/10) hingga Rabu (19/10). Meski demikian, khusus pada ritual kirab, wisatawan dan masyarakat bisa menyaksikan arak-arakan pengantin bersama rombongan di sepanjang Jalan Malioboro. ”Prosesi kirab bisa disaksikan masyarakat dan wisatawan, kata Kerabat Keraton Gusti Bendara Pangeran Haryo Prabukusumo.
Saat kirab, kedua pengantin akan diarak dengan kereta Kyai Jong Wiyat, kereta tua peninggalan Sultan Hamengku Buwono VII tahun 1881. Kereta itu berbentuk terbuka sehingga pengantin bisa disaksikan publik.
Tradisi kirab dari Keraton Yogyakarta ke Kepatihan sendiri sudah lama tak dipraktikkan sejak zaman Patih Danureja V bertakhta di Kepatihan. Pada era Sultan HB VII, prosesi resepsi biasa diselenggarakan di Kepatihan.