Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengawasan Lemah, Barang Kedaluwarsa Marak

Kompas.com - 11/10/2011, 03:26 WIB

Manokwari, Kompas - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Manokwari Ucok Saidui, Senin (10/10), menyatakan, banyak ditemukan barang konsumsi yang kedaluwarsa dijual bebas di kios, toko, pasar, dan pusat perbelanjaan di Manokwari. Jenis barang konsumsi kedaluwarsa yang banyak ditemukan adalah minuman ringan, makanan ringan, dan mi instan.

”Sudah jadi hal biasa dan tidak dipedulikan oleh konsumen. Ini terjadi akibat lemahnya pengawasan dan ketidakacuhan masyarakat,” kata Saidui.

Hal itu terbukti dari inspeksi mendadak yang dilakukan lembaganya bulan Agustus lalu di dua pusat perbelanjaan, 16 toko, dan 13 kios di pusat dan pinggiran kota Manokwari. ”Ada ratusan dus dan kemasan kedaluwarsa yang berhasil kami sita dari penyisiran selama tiga hari. Kalau diuangkan, nilainya lebih dari Rp 100 juta,” kata Saidui.

Selain makanan dan minuman ringan, ditemukan juga sirup dan tepung bumbu yang telah kedaluwarsa. Peredaran barang konsumsi kedaluwarsa ini bukan hanya di pelosok kampung, melainkan juga di toko-toko besar di pusat kota Manokwari.

Lilis (27), warga Reremi, mengaku sering mendapati mi instan yang dibelinya kedaluwarsa. Bumbu instan di dalamnya pun sudah mengeras. Demikian pula susu kemasan siap minum banyak ditemukan sudah lewat tanggal layak konsumsi.

Ika Maria (25), penduduk Manokwari, pernah tidak sengaja membeli pasta gigi kedaluwarsa. Umumnya, barang-barang itu kedaluwarsanya 3-6 bulan, ada pula sampai setahun lebih.

Peredaran barang konsumsi kedaluwarsa diduga dilakukan distributor nakal yang sengaja memasukkannya ke Manokwari atau kabupaten/kota lainnya di Papua Barat.

Ucok Saidui mengaku pernah menemukan gudang dan toko penyimpan barang konsumsi kedaluwarsa.

Selain motif keuntungan, menurut Sekretaris Pusat Studi Penelitian Kependudukan dan SDM Universitas Negeri Papua, Mulyadi Djaya, maraknya barang konsumsi kedalurwarsa dipicu daya beli sebagian besar masyarakat Manokwari yang masih rendah. (tht)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com