Brebes, Kompas -
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Brebes Jhoni Murahman, Senin (10/10), mengatakan, sebanyak 23 ternak yang mati terdiri dari 5 ekor sapi, 8 ekor kambing, dan 10 ekor domba. Ternak-ternak itu berasal dari wilayah Kecamatan Songgom, Tonjong, Losari, dan Kecamatan Bulakamba.
Menurut Jhoni, ternak kembung akibat pengaruh angin kencang yang terjadi beberapa waktu terakhir. Kondisi itu diperparah dengan cuaca dingin yang terjadi pada malam hari. Selain itu, penyakit kembung muncul akibat komposisi pakan yang salah.
Pada musim kemarau ini, para peternak kesulitan mendapatkan rumput segar. Sebagian peternak memberi pakan hewan piaraannya dengan daun lamtoro atau daun turi. Jenis daun-daun tersebut mudah menimbulkan gas pada saluran pencernaan sehingga mengakibatkan kembung.
Di Temanggung, warga saat ini mulai kesulitan mencari pakan ternak. Warga terpaksa memberi pakan ternak dengan jerami, yang harus dicari hingga ke luar Temanggung.
Yunianto, salah seorang warga Desa Caruban, Kecamatan Kandangan, mengakui, pakan jerami pun kian sulit ditemukan di Temanggung dan kabupaten sekitarnya akibat kemarau disertai hama tikus. ”Saat ini kami terpaksa harus mencari jerami hingga ke Kabupaten Kendal,” ujarnya, Senin kemarin.
Untuk mencari jerami bagi 10 sapinya, Yunianto harus pergi jauh hingga Kabupaten Kendal yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Kecamatan Kandangan. Untuk itu, ia mengeluarkan Rp 100.000 per hari sebagai biaya pengangkutan jerami.
Hal serupa juga dilakukan petani lainnya, Istanto. Bersama sejumlah petani tetangganya, dia biasa menyewa truk untuk mencari jerami hingga Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal, yang berjarak sekitar 40 kilometer dari rumahnya.