Tunza Digelar Lima Hari di Bandung

BANDUNG, KOMPAS - Konferensi internasional lingkungan Tunza Indonesia digelar selama lima hari, 27 September hingga 1 Oktober, di Bandung, Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan salah satu batu loncatan penyelenggaraan Rio +20 di Rio de Janeiro, Brasi, yang digelar 20 tahun setelah Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di tempat yang sama.

Pertemuan yang dihadiri 1.500 anak dan pemuda dari 108 negara itu bertujuan membahas dan menetapkan rencana kerja menanggapi isu dunia terkini. ”Kehadiran generasi muda akan memberi masukan kepada para pemimpin dunia dengan bahasa dan pengalaman mereka,” ujar Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB Achim Steiner di Bandung, Selasa (27/9). Peserta akan mengikuti serangkaian diskusi terkait isu-isu lingkungan terkini, seperti keterbatasan pangan dan energi terbarukan.

Pada sambutannya, Wakil Presiden Boediono mengatakan, populasi manusia di Bumi yang melonjak cepat harus diikuti perubahan gaya hidup manusia dan penggunaan teknologi ramah lingkungan. Perubahan itu wajib dilakukan agar manusia mendapat kehidupan berkelanjutan.

”Satu-satunya pilihan yang tersedia bagi umat manusia agar bisa melanjutkan hidup layak adalah mengubah cara eksploitasi sumber daya alam dan menundukkan kerakusan yang tak berdasar demi memenuhi apa yang benar-benar kita butuhkan,” kata Boediono.

Untuk mencapainya, Boediono mengusulkan agar seluruh pemimpin negara mulai mempertimbangkan konsep ”ekonomi hijau” berikut aplikasi teknologi ramah lingkungan dan mengganti gaya hidup.

Pelibatan generasi muda, mengutip Sekjen PBB Ban Ki-moon, bukan karena mereka pemimpin di masa mendatang, tetapi juga rekan di masa kini. (ELD)