Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Kakao Papua Barat Terus Menyusut

Kompas.com - 21/09/2011, 18:46 WIB

MANOKWARI, KOMPAS.com -- Lahan perkebunan kakao di Papua Barat semakin menyusut. Jumlah lahan yang produktif kini hanya tersisa 72 persen.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Papua Barat Agus F Wally mengemukakan, banyak lahan kebun kakao ditinggalkan atau dibiarkan setelah terserang hama pengerek batang kakao. Petani tak mau lagi mengurusi atau meremajakan kebun kakaonya.

Akibatnya, luas lahan produksi kakao makin menyusut. Saat ini, dari 9.911 ha lahan kakao, hanya 7.182 ha yang berproduksi, sedangkan yang tidak menghasilkan karena rusak seluas 2.092 ha. Dari luas lahan yang berproduksi itu, menghasilkan 4.100 ton. Dibandingkan tahun 2005, saat itu lahan kakao yang produkstif mencapai 8.460 ha.

"Penyebab utamanya adalah hama. Hama berupa larva ulat ini masuk ke dalam buah, mengakibatkan biji-biji kakao di dalam buah menjadi kering dan rusak," kata Wally, Rabu (21/9/2011).

Simson Inyomusi (45), petani di Kampung Watariri, Distrik Oransbari, menyebutkan bahwa sebagian lahan kakaonya dibiarkan tak terurus karena produksi buahnya sedikit setelah terserang hama. Tapi, untuk pohon-pohon yang masih berproduksi dirawatnya dengan cara dipangkas, lahan sekitarnya dibersihkan, dan pengasapan.

Hama ini muncul awal tahun 2000-an, dan terus menyebar di sentra-sentra kakao di Papua Barat, seperti di Kabupaten Manokwari, Sorong, Sorong Selatan, dan Teluk Wondama.

Serangan hama meluas dan terasa dampaknya mulai tahun 2002, kian tahun kian parah kondisi serangannya. Upaya penanganan sudah dilakukan, tapi karena parsial dan tidak serentak, hasilnya tidak maksimal.

Serangan tambah meluas dan kian banyak pohon yang rusak dan produktivitasnya rendah.

Menurut Wally, dana untuk peremajaan dan perawatan tanaman kakao yang tersedia di APBD sangat terbatas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com