Padang, Kompas
”Berat waktu lahir 4,4 kilogram, dengan panjang 52 sentimeter,” kata Sartika.
Saat ini, Fakri kesulitan untuk minum susu. Penyebabnya, rongga mulutnya nyaris tertutup lidah yang menjulur makin besar dan panjang.
Setiap hari Fakri menghabiskan lima botol susu formula ukuran 60 mililiter.
Fakri juga lahir dengan kondisi terlilit tali pusar. Sartika menuturkan, ia sudah mencoba membawa Fakri ke rumah sakit. Namun, karena tidak memiliki kartu jaminan kesehatan, Fakri belum bisa memperoleh pengobatan. ”Saya diminta mengurus kartu jaminan kesehatan,” kata Sartika.
Suami Sartika, Anton (27), adalah buruh angkut dengan penghasilan tidak tetap. Adapun Sartika merupakan ibu rumah tangga.
Mereka tinggal di Kota Padang, dua tahun terakhir. Sebelumnya mereka tinggal di kawasan Nagari Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tempat asal mereka.
Setelah menikah, keduanya merantau ke Kota Padang dan mengontrak rumah petak di Gang Loko, Kelurahan Pampangan, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang. Untuk meringankan beban keluarga tersebut, saat ini sejumlah warga mengumpulkan sumbangan di depan rumah kontrakan pasangan Sartika-Anton.
Lurah Pampangan Syafril mengatakan bahwa Fakri pernah dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr M Djamil, Kota Padang. ”Akan tetapi tidak dirawat karena tidak mempunyai kartu jaminan kesehatan daerah,” katanya.
Menurut Syafril, pihaknya tengah mengupayakan supaya Fakri bisa dirawat dengan bantuan dari Badan Amil Zakat