Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKI Asal Surabaya Meninggal di Malaysia

Kompas.com - 08/09/2011, 18:03 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Cerita tragis tentang pahlawan devisa berembus dari Kota Pahlawan Surabaya. Pangrin (44), warga Jalan Ngemplak, Kelurahan Ketabang, Kecamatan Genteng, Surabaya, dikabarkan meninggal di Malaysia sejak Selasa (6/9/2011) tanpa alasan yang jelas.

Kabar kematian bapak empat anak ini diterima istrinya, Yuni (45), dari seseorang yang mengaku sebagai mandor suaminya di Malaysia melalui sambungan telepon. Yuni sempat diminta mengirim uang Rp 18 juta untuk biaya pengiriman jenazah, tetapi dia terpaksa menolak karena tidak punya uang.

"Saya dari mana uang segitu banyak, buat makan sehari-hari saja masih susah," katanya, Kamis (8/9/2011).

Karena masalah ekonomi, Yuni beserta empat anaknya terpaksa tidak dapat melihat atau memberikan penghormatan terakhir kepada kepala keluarganya itu. Jenazah Pangrin terpaksa dikubur di Malaysia saat itu juga setelah keluarganya menegaskan tidak dapat membiayai kepulangan jenazah.

Diceritakan Yuni, suaminya pergi ke Malaysia pada 5 Februari 2011 bersama tetangganya bernama Nidin. Sesampainya di Malaysia, keduanya berpisah karena bekerja di lain tempat.

Selama bekerja di Malaysia, Pangrin hanya sekali mengirim kabar. Yuni juga tidak tahu pasti tempat suaminya bekerja. "Yang jelas, suami saya hanya punya keahlian sebagai kuli bangunan," ujarnya.

Dia lantas menunjukkan catatan tulisan tangan yang agak sulit dibaca. Catatan pada secarik kertas itu adalah tempat suaminya bekerja di Malaysia. Catatan itu bertuliskan "Paula Dera Jeda, Alosta Jeda, Kampung Pisang, Koaltan Derat, Halut Roji".

Yuni kini hanya bisa pasrah, niat baik suaminya untuk memperbaiki ekonomi keluarga kandas di tengah jalan. Selain tidak lagi dapat merasakan jerih payah suaminya, dia juga tidak dapat lagi bertemu dengan pria yang telah memberikannya empat anak itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com