Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Ranaka Normal

Kompas.com - 30/08/2011, 18:40 WIB

RUTENG, KOMPAS.com- Hingga Selasa (30/8/2911) petang, tanda-tanda fisik Gunung Anak Ranaka di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, masih menunjukkan keadaan normal atau belum memperlihatkan perubahan seperti tiba tiba berasap tebal atau "batuk batuk".

Wakil Buupati Manggarai Kamelus Deno menyatakan itu terkait informasi resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung yang mengabarkan telah terjadi perubahan status gunung api itu dari aktif normal (level I) menjadi waspada atau level II.

Sebagaimana dijelaskan Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api PVMBG Hendrasto di Bandung, Senin kemarin, peningkatan status Anak Ranaka itu terjadi sejak Jumat akhir pekan lalu.

"Puncak Anak Ranaka itu bisa kelihatan dari Ruteng, untuk sementara tidak kelihatan tanda tanda perubahan seperti kepulan asap yang tiba-tiba menebal atau tanda tanda lainnya. Warga biasanya langsung heboh bila ada tanda tanda baru dari puncak gunung api itu. Hingga menjelang malam ini keadaannya tenang tenang saja," tuturnya.

Sejauh inim Kamelus Deno mengaku belum memperoleh laporan dari stafnya perihal gunung berlokasi sekitar 16 km sebelah timur Ruteng itu. Namun, Kamelus berjanji akan memantau perkembangannya secara serius.

Anak Ranaka yang berdekatan dengan induknya, Gunung Ranaka,sejak lama jauh dari pemahaman sebagai gunung api, karena hingga kawasan puncaknya selalu berbalut berbagai jenis tegakan pohon yang tumbuh padat dan hijau. Karenanya menjadi peristiwa sangat menggemparkan dan mengejutkan berbagai pihak terutama warga sekitarnya ketika Anak Ranaka tiba-tiba meletus untuk pertama kalinya, 11 Januari 1988.

Kepulan asapnya ketika itu hingga ketingggian sekitar 8.000 meter disertai luncuran lava panas ke arah Waereno dan Waeteko ke arah bagian utaranya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com