Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perampas Pistol Polisi Masih Diburu

Kompas.com - 25/08/2011, 10:34 WIB

PALU, KOMPAS.com — Kepolisian Resor Morowali dibantu Polres Banggai, Sulawesi Tengah, memburu pelaku perampasan satu pucuk senjata api milik Polri saat kerusuhan di lapangan minyak Pulau Tiaka, Kecamatan Mamosalato, Morowali, Senin lalu.

"Sampai sekarang senjata api itu belum didapat, anggota sudah saya perintahkan untuk mencari pelakunya," kata Kepala Polda Sulteng Brigjen (Pol) Dewa Parsana kepada wartawan di Palu, Rabu (24/8/2011) kemarin.

Untuk mengungkap pelakunya, polisi masih memeriksa sejumlah saksi dan menghimpun barang bukti di lokasi kejadian. Kepala Polda mengatakan, senjata api yang dirampas dan dibawa kabur itu sebanyak satu pucuk laras pendek jenis revolver.

Menurut dia, senjata api yang dirampas itu terjadi saat bentrokan atau kerusuhan terjadi di Pulau Tiaka. Bahkan, saat kerusuhan itu juga sempat terjadi kontak senjata atau baku tembak antara massa dan aparat kepolisian.

Namun, karena ada korban yang jatuh dari massa, mereka pun kabur, termasuk pelaku yang membawa kabur senjata api tersebut dengan menggunakan perahu. Hingga kini, polisi masih menyelidiki siapa yang merampas senjata api milik Polri tersebut. "Mudah-mudahan barang buktinya bisa segera didapat," katanya.

Kepala Polda tidak mau berspekulasi terkait dugaan adanya auktor intelektualis di balik kerusuhan berdarah di Tiaka tersebut. "Saya pelajari dulu, apa benar ada aktor intelektualnya atau tidak," kata mantan Kepala Poltabes Denpasar itu.

Ia menambahkan, saat ini tersangka kerusuhan sebanyak 23 orang. Puluhan tersangka itu ditangkap karena melakukan pembakaran dan perusakan fasilitas investor minyak Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Medco E&P Tomori di Pulau Tiaka, Senin sore.

Kepala Polda menjelaskan, kerusuhan Tiaka itu dipicu oleh tuntutan warga Desa Kolo Bawah, Kecamatan Mamosalato, yang telah beberapa kali dijanjikan berbagai bantuan, tetapi belum juga direalisasikan oleh investor.

"Informasinya, perusahaan sempat menjanjikan kepada warga soal penyediaan listrik dan fasilitas umum lainnya, tetapi sampai sekarang belum terealisasi," kata orang pertama di Polda Sulteng itu.

Atas janji yang tak kunjung direalisasikan perusahaan itulah, masyarakat mendatangi Pulau Tiaka untuk bertemu dengan pimpinan perusahaan. Namun, massa kecewa karena gagal dalam negosiasi. Amuk massa dan bentrokan dengan aparat kepolisian setempat pun tak terhindarkan.

Menurut Kepala Polda, polisi awalnya sudah melakukan langkah-langkah persuasif dan mengimbau massa agar tidak melakukan tindakan anarki. Namun, massa membabi buta sehingga memaksa aparat kepolisian bertindak tegas di lapangan dengan melepaskan tembakan ke arah perusuh setelah sebelumnya didahului dengan tembakan peringatan ke udara.

Massa merusak fasilitas, termasuk membakar sumur minyak milik investor JOB Pertamina-Medco E&P Tomori di Pulau Tiaka, serta menyandera satu anggota TNI dan tiga anggota polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com