Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah Impor Sitaan Disumbang ke KBS

Kompas.com - 18/08/2011, 18:44 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Sembilan ton buah-buahan impor dari China dan Australia yang disita dari pedagang di Pasar Induk Puspa Agro Sidoarjo, Jawa Timur disumbangkan ke Kebun Binatang Surabaya (KBS).

Buah-buahan berupa angur, apel, jeruk dan pepaya, kiwi dan kelengkeng diberikan kepada pengelola KBS, Kamis (18/8/2011). Nilai seluruh buah-buahan yang disita sekitar Rp 80 juta, kata Manajer Keuangan dan Umum Puspa Agro, Abdullah Muchibudin di sela serah terima b uah impor hasil razia kepada pengelola KBS.   

Razia, kata dia, akan terus dilakukan sesuai komitmen manajemen Puspa Agro melindungi petani buah dan sayur lokal. Artinya produk yang dipasarkan di pusat perdagangan sayur mayur dan buah itu harus hasil lokal, bukan impor.

Saat ini, penetrasi buah impor sudah sangat gencar sehingga membahayakan eksistensi petani lokal. Apalagi, banyak petani buah lokal yang tidak mau lagi memproduksi karena sulit bersaing dengan produk impor.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sumbergondo Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Willy Aryudi mengatakan, saat ini produksi petani apel di Batu sudah berkurang hingga 50 persen. Kondisi ini sebagai dampak dari besarnya biaya produksi tidak sesuai dengan harga jual komoditas di pasaran.

Saat ini harga jual a pel lokal Rp 3.000 - Rp 4.000 per kilogram, sementara biaya produksi Rp 6.000 per k ilogram. Bagaimana petani mau bertahan, lebih baik tidak lagi menanam apel karena pasti rugi, ujarnya.   

Dengan kondisi seperti sekarang, pemerintah harus m elindungi petani lokal dengan mengeluarkan kebijakan moratorium impor buah, atau minimal membatasi.

Koordinator Usaha Gapoktan Jatim, Siswanto men gatakan, saat ini petani lokal tidak mendapatkan dukungan pemerintah untuk bertahan. Padahal kualitas dan kuantitas produk lokal tidak kalah dengan produk impor.

Banyak buah-buahan lokal yang justru lebih bagus dari produk impor seperti jeruk dari Pontianak, Jember dan Batu. Produk buah-buahan lokal juga pasti mampu memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri, sehingga petani bisa bertahan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com