Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang THR Sebaiknya Ditransfer

Kompas.com - 16/08/2011, 16:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, mengimbau perusahaan untuk tidak memberikan uang tunjangan hari raya (THR) dalam bentuk tunai. Kalau pun perlu pemberian dalam bentuk tunai dengan jumlah sangat besar, perusahaan sebaiknya meminta pengamanan dari kepolisian.

"Kami imbau agar sebaiknya penyerahan uang THR itu tidak secara tunai. Bagusnya kan ditransfer supaya aman," ujar Baharudin, Selasa (16/8/2011), di Polda Metro Jaya.

Dia mengatakan, apabila tetap harus dilakukan secara tunai, perusahaan harus waspada akan aksi perampokan yang kini mulai marak. "Kalau pun tunai dan dalam jumlah sangat besar, bisa saja minta pengamanan dari kami. Tapi, kembali lagi polisi baru bisa mengamankan kalau memang diminta," kata Baharudin.

Sebelumnya, uang THR milik perusahaan pupuk PT Khalatam dirampok oleh empat orang di area pertokoan Ruko Kayu Putih Tengah RW 11, Kelurahan Pulo Gadung, Jakarta Timur, pada Senin (15/8/2011) siang.

Kejadian ini bermula saat seorang sopir PT Khalatam, Hidayat (50) dipercaya untuk mencairkan uang THR sejumlah Rp 87,5 juta di BCA Kelapa Gading. Usai mendapatkan uang tersebut, dia kembali ke kantor dan memarkirkan mobil di area pertokoan yang tidak jauh dari kantor PT Khalatam.

Tiba-tiba empat orang dengan mengendarai dua motor datang menghampiri Hidayat dan menodongkan senjata yang diduga adalah pistol. Kaca mobil sebelah kiri pun dipecah dan perampok tersebut segera mengambil tas berisi uang yang ada di dalam mobil.

Hidayat sendiri sudah merasa bahwa dirinya diikuti oleh para pelaku yang mengendarai sepeda motor, salah satunya menggunakan motor Satria 4 dengan nomor polisi 6104 sedangkan yang satu lagi menggunakan motor satria berwarna putih agak kecoklatan.

Kapolsek Pulo Gadung Kompol Ary Purwanto mengatakan, hingga sekarang masih dalam penyelidikan untuk mencari empat perampok tersebut.

"Kami memeriksa saksi-saksi. Beberapa saksi yang melihat ataupun mengetahui kejadian ini termasuk saksi korban supir itu. Orang tersangkanya ada yang lihat, ciri-cirinya lihat, cuman kan itu masih sangat minim ya karena untuk nopol motornya masih belum jelas, jadi ya kita berusaha mengolah informasi yang kita terima, sambil mungkin ada keterangan lain di sekitar TKP," kata Ary yang dihubungi Kompas.com.

Ary mengatakan, pihaknya masih belum memastikan apakah pistol yang ditodong ke arah Hidayat tersebut adalah senjata api asli ataukah senjata api mainan. Tidak ada korban luka dalam kejadian ini, namun hanya terdengar suara letusan dari pistol yang dibawa pelaku.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com