Padang, Kompas
”Kami tengah mengupayakan pemberdayaan warga terhadap kemungkinan evakuasi,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumbar Ade
Ia mengatakan, saat ini, tengah dilakukan penghitungan kebutuhan untuk masa siap siaga dalam bidang komunikasi dan sosialisasi warga.
Ia menambahkan, sejauh ini status Gunung Marapi masih Waspada. Masa ini dimanfaatkan untuk melatih kesiapan warga. Selain masih berstatus Waspada, kawasan pegunungan dalam radius 3 kilometer dari puncak gunung juga masih tertutup untuk segala aktivitas.
Upaya yang dimaksud termasuk menetapkan zona aman dan bahaya bagi warga. Selain itu, juga dilakukan identifikasi untuk menentukan rumah warga yang layak untuk dijadikan tempat pengungsian sementara. Pasalnya, penggunaan tenda dinilai tidak efektif karena cuaca dingin dan semburan abu vulkanik.
Pada hari itu pula, imbuh Ade, dipasang kamera untuk memonitor keadaan Gunung Marapi secara terus-menerus. ”Namun, hari ini, ada kabut tebal sehingga gejala alam yang menyertai tidak terpantau,” ujarnya.
Gunung Marapi merupakan gunung berjenis stratovolcano yang berada di Kabupaten Tanah Datar dan Agam. Pada Rabu pekan lalu, letusan kecil dengan semburan abu vulkanik mulai terjadi di puncak gunung berketinggian 2.891,3 meter di atas permukaan laut itu.
Sebelumnya, petani sayuran
Ade menambahkan, sejauh ini, pihaknya belum mengidentifikasi hal tersebut. Ia mengatakan, kawasan pertanian sayur warga yang terdampak abu vulkanik Gunung Marapi relatif tidak terlampau luas.