Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lowongan Sempit, Upah Murah

Kompas.com - 09/08/2011, 03:05 WIB

Manokwari, Kompas - Pertumbuhan angkatan kerja di Provinsi Papua Barat mencapai 6 persen, jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan kesempatan kerja yang hanya 1 persen. Akibatnya, tenaga kerja berlimpah dan mereka berani dibayar di bawah upah minimum regional.

Kabid Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinas Kependudukan, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Papua Barat Slamet Widji di Manokwari, Senin (8/8), mengatakan, angkatan kerja tahun 2008 tercatat 342.383 orang, tahun 2009 sebanyak 352.385 orang, dan per Februari 2011 sekitar 367.312 orang. Dari jumlah itu, penganggur terdata 8,28 persen atau 30.422 orang.

Minimnya lapangan kerja juga dipicu rendahnya investasi swasta. Itu karena masalah hak ulayat. Sementara itu, lowongan di sektor pertambangan membutuhkan tenaga kerja yang punya keahlian. ”Jumlah lowongan pekerjaan yang dibuka setiap tahunnya tidak lebih dari 1 persen. Kecil sekali. Itu pun lowongan yang membutuhkan tenaga ahli, tetapi di Papua Barat belum banyak tersedia,” tutur Slamet.

Sempitnya peluang kerja berakibat tenaga kerja tak menolak dibayar lebih rendah dari UMR. Bahkan, 65 persen dari 336.890 orang yang bekerja di Papua Barat adalah pegawai toko, penjaga gedung, dan tenaga kontrak.

”Kerap kali calon pekerja nekat memaksa agar bisa diterima bekerja meski dibayar murah asalkan biaya makan dan tempat tinggalnya ditanggung pemilik usaha,” ujar Ermawati Siregar, Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Kependudukan, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Papua Barat. (THT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com