JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian belum menetapkan tersangka terkait bentrokan antar dua kelompok di wilayah Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, yang menewaskan 19 orang. Kepolisian masih menunggu hasil pembicaraan para tokoh adat untuk menindaklanjuti kasus itu.
"Di sana sedang dibicarakan langkah-langkah selanjutnya. Harus ada keputusan bersama. Apa untungnya diproses hukum, apa ruginya," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Senin (8/8/2011).
Anton ditanya apakah sudah ada para pelaku pembunuhan yang ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
Anton menjelaskan, tim penyidik dari Bareskrim Polri yang dikirim masih menyelidiki kasus itu. Begitu pula tim internal Polri yang ditugaskan mengecek kinerja kepolisian di Papua. "Tim masih di sana," kata dia.
Seperti diberitakan, bentrokan berawal dari ditolaknya berkas pendaftaran Simon Alom sebagai calon Bupati Puncak oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Penolakan lantaran Thomas Tabuni, pendukung Simon mencabut dukungannya.
Thomas adalah Ketua DPRD dan Ketua Partai Gerindra. Selanjutnya, massa pendukung Simon marah dan menyerang massa Thomas sehingga terjadi bentrok. Bentrokan berlanjut keesokan paginya.
Bentrokan itu mengakibatkan 19 orang tewas, 13 diantaranya berasal dari kelompok Thomas dan sisanya dari kelompok Simon. "Kedua belah pihak sudah berdamai," kata Anton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.