Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ada "Breivik" di Eropa?

Kompas.com - 27/07/2011, 08:01 WIB
Oleh: SIMON SARAGIH

Mengapa orang seperti Anders Behring Breivik (32) ada di Eropa? Lebih ironis lagi, mengapa Breivik eksis di Norwegia, negara di Skandinavia yang terkenal sebagai welfare state dan amat menjunjung tinggi hak asasi manusia dan penghargaan kepada orang lain?

Jawaban untuk itu bisa dilacak dari catatan hariannya. Breivik mengagumi mantan Perdana Menteri Australia, John Howard, yang dia anggap selalu menjaga keutuhan dan kekhasan Australia.

Breivik juga mengagumi mantan Perdana Menteri Jepang, Taro Aso. Breivik mengatakan amat ingin bertemu dengan Aso, politisi Jepang beraliran konservatif kanan. Breivik dalam manifestonya menuliskan kembali kalimat yang pernah diucapkan Aso tahun 2005. ”Satu negara, satu civilization, satu bahasa, satu budaya, dan satu ras,” adalah kalimat yang pernah diucapkan Aso, yang kemudian dikagumi Breivik.

Breivik juga memuja Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, yang dia anggap membela harga diri Rusia. Putin dikenal memiliki pendukung lewat gerakan Nashin, pembela kekhasan Rusia. Putin menolak aksi Breivik dan menyebut Breivik ”reinkarnasi setan”.

Breivik juga kagum pada karya seorang penulis buku Swiss, keturunan Yahudi Mesir, Gisele Littman. Tokoh ini menggunakan nama samaran, yakni Bat Ye’or, di dalam bukunya tahun 2005 berjudul Eurabia: The Euro-Arab Axis. Buku ini bertutur soal hubungan antara Eropa dan negara-negara Muslim.

Terminologi ”Eurabia” telah digunakan sebagian kalangan untuk melukiskan perkembangan pengaruh Islam di Eropa walau Littman mengatakan bahwa argumentasinya jauh lebih kompleks. Dia tidak bisa menerima isi bukunya dijadikan sebagai pendorong untuk menyerang siapa pun.

Mengapa Breivik mengebom dan menembaki rekan-rekan senegaranya? Alasannya adalah Partai Buruh yang berkuasa di Norwegia di bawah pimpinan Perdana Menteri Jens Stoltenberg terlalu moderat terhadap imigran yang merupakan 25 persen dari total 4,9 juta warga Norwegia dan juga toleran terhadap Islam.

Walau tidak setuju dengan ulah Breivik, Littman mengingatkan fakta bahwa problem Norwegia adalah problem Eropa. Problem yang dimaksud adalah fobia Islam dan ketakutan akan kolonisasi Islam di Eropa. Nah, hal inilah yang mendorong Breivik melakukan aksi kriminalnya.

Evangelis mengutuk

Dengan alasan itu jugalah, Breivik melakukan aksinya tanpa merasa bersalah untuk membunuh banyak orang. Dia bahkan menyamakan dirinya seperti para martir Kristen di Eropa di abad pertengahan, seperti Knight Templar, demi membatasi atau membasmi perkembangan Muslim di Eropa di zaman modern ini.

Eropa kini juga dilanda kebangkitan sejumlah partai ekstrem kanan yang antiimigran, anti-Muslim. Ini juga terjadi di Belanda. Secara empiris, Eropa memang tidak pernah sirna dari orang-orang seperti Breivik, dan seperti Adolf Hitler, sebagai contoh paling ekstrem. Breivik juga amat intensif terlibat dalam forum diskusi via forum dunia maya tentang Neo-Nazi. Breivik adalah teroris baru, dan contoh nyata dari kebangkitan kelompok ekstrem kanan. Lebih parah lagi, dia mengatakan telah melakukan tindakan brutalnya demi agama Kristen yang dia anut. Breivik menunjukkan, teroris bisa muncul dari penganut agama mana saja.

Hal ini membuat para evangelis sedunia marah. ”Sangat penting untuk memberi tahu semua Muslim di mana saja, baik mereka berada di Eropa maupun di mana saja di dunia ini, bahwa aksi ini bukan cara yang dianut kepercayaan Kristen atau nilai-nilai Kristen,” kata Pendeta Olav Fykse Tveit.

”Adalah sebuah penghujatan untuk mengaitkan kejahatan besar dengan keyakinan Kristen,” kata Tveit, yang juga seorang warga Norwegia dan menjabat sebagai Sekjen Dewan Dunia untuk Gereja-gereja. ”Gereja-gereja itu bersikap terbuka. Para pastor dan rohaniwan amat terbuka untuk dialog,” kata Tveit dari Gereja Lutheran Norwegia. ”Kita sebagai Kristen harus waspada soal ini, terutama penyalahgunaan agama untuk sebuah kejahatan,” kata Tveit kepada Associated Press.

Tak ketinggalan Paus Benediktus XVI juga menyatakan prihatin. ”Saya ingin mengulangi lagi permohonan saya kepada setiap orang untuk selamanya meninggalkan jalur dendam dan kebencian serta menghindari logika yang salah,” kata Paus Benediktus XVI di Castel Gandolfo, Italia, Minggu (24/7).

Semua ini tentunya bukan hanya peringatan bagi Breivik saja, tetapi juga peringatan kepada siapa pun yang berniat menindas atau membunuh dengan menggunakan agama. Tuhan itu Esa, satu dan merupakan Tuhan bagi siapa saja. Tindakan seperti Breivik, yang Kristen, jelas tidak Kristiani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com