Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TN Wasur, Plasma Nutfah Lintas Benua

Kompas.com - 26/07/2011, 03:50 WIB

Erwin Edhi Prasetya & Timbuktu Harthana

Lokasinya bukan di Australia. Namun, atmosfer ”aborigin” bisa Anda temukan di sini. Paling tidak, kanguru, rawa-rawa berair bening, dan hamparan savana menyedot perhatian Anda. Jangan lupa mengelus rumah rayap sebelum kemudian menyentuh tugu perbatasan negara RI-Papua Niugini.

Itulah secuil gambaran eksotisme di Taman Nasional (TN) Wasur, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Begitu memasuki kawasan taman nasional di ujung timur Nusantara ini, deretan rumah rayap (musamus) menjulang di sela deretan pohon bus (Malaleuca sp), salah satu tanaman endemik di tanah Papua bagian selatan.

Koakan burung alap-alap dan siulan nakal burung nuri sesekali memecah kesunyian. Dari atas kap mobil gardan ganda yang Kompas tumpangi, terpotret satu per satu keragaman hayati dan roda kehidupan penduduk lokal.

Taman nasional seluas 413.810 hektar ini terbentang di tiga distrik, yakni Distrik Sota, Naukenjerai, dan Merauke, di Kabupaten Merauke. Gerbang masuk TN Wasur, memang tak terlalu jauh dari pusat kota Merauke, hanya 15 kilometer, atau hanya 20 menit menggunakan kendaraan sewaan. Namun, untuk menjelajahi seluruh kawasan, butuh waktu lebih dari dua malam. Maklum, tiap lokasi yang menyuguhkan panorama alam selatan Papua, harus dijangkau dengan melewati jalan tanah merah dan rawa-rawa.

”Potensi wisatanya cukup besar. Namun wisata di TN Wasur memang untuk yang memiliki minat khusus,” ujar Dadang Suganda, Kepala Balai TN Wasur, awal April lalu.

Sebagai contoh, Danau Rawa Biru, memendam keanekaragaman flora dan fauna. Untuk berpetualang menelusuri TN Wasur dibutuhkan fisik yang prima. Pada musim penghujan, pengunjung harus menaiki mobil gardan ganda yang sudah dimodifikasi dengan roda ukuran ekstra agar tangguh melewati medan berawa berlumpur. Atau, menjajal sepeda motor trail jika ingin lebih tertantang. Tarifnya beragam. Mobil garda ganda Rp 2 juta per hari.

Ongkos sewa kendaraan memang cukup menguras dompet. Tetapi, tarif masuk ke kawasan itu relatif murah. Wisatawan lokal cukup membayar Rp 1.000 per orang. Wisatawan mancanegara dikenai Rp 10.000. Ada baiknya Anda mendapatkan surat izin masuk kawasan dan mencari informasi lebih dulu di kantor Balai TN Wasur. Siapa tahu bisa dapat panduan lebih lengkap.

Agung Widya, petugas di TN Wasur memberi saran, sebaiknya berkunjung di musim kemarau. Sebab, lahan basah di kawasan berupa rawa-rawa, ini saat kemarau akan mengering dan menjadi tempat mencari makan ratusan jenis satwa di taman nasional. Ribuan burung migran dari Benua Australia juga hinggap di sini. Saat kering, jalan mudah dilewati, dan petualang sejati bisa berkemah di padang savana di daerah Ukra dan Kondo.

Inilah surga plasma nutfah yang tersebar pada enam ekosistem, yaitu ekosistem rawa berair payau musiman, rawa berair tawar permanen, pesisir berair tawar, daratan berair tawar, daratan berair payau-asin, dan daratan berair payau.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com