Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melarung Sesaji, Mengharap Berkah

Kompas.com - 25/07/2011, 17:40 WIB

Oleh Azis Senong

Di beberapa daerah pantai pesisir Pulau Jawa, banyak ditemukan tradisi masyarakat nelayan melarung sesaji di laut. Isi sesaji yang dilarung pun beragam. Ada yang melarung kepala kerbau, berbagai jenis panganan dan sebagainya.

Namun melihat makna dari tradisi ritual tersebut rata-rata memiliki kesamaan. Para nelayan melarung sesaji dengan tujuan agar dalam melaut untuk menangkap ikan, penguasa alam dapat memberikan rezeki berkelimpahan dan menjauhkan murka alam atau bahaya laut dari nelayan.

Warga nelayan di Pulau Makassar, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), memiliki tradisi melarung sesaji yang disebut "tuturangiana andala". Tradisi ini digelar warga Pulau Makassar, sekali setahun pada setiap kali musim paceklik ikan.

Warga Pulau Makassar kembali menggelar tradisi ritual ’tuturangiana andala’ atau melarung sesaji di tengah laut.

Gubernur Sultra, H Nur Alam dan Wali Kota Baubau Amirul Tamim serta puluhan turis asal Amerika Serikat ikut menyaksikan prosesi pelaksanaan tradisi ritual warga nelayan tersebut yang berlangsung beberapa hari lalu.

Tetuah adat Pulau Makassar, Abdul Hamid (55), memulai ritual tersebut dengan ’batata’ atau permohonan kepada penguasa alam ghaib sekitar wilayah pesisir agar dapat menerima persembahan masyarakat nelayan pulau itu.

Mendahului acara ritual ’batata’ tersebut, para tokoh adat menyiapkan sesaji berisi berbagai jenis hasil pangan khas daerah setempat seperti cucur, onde-onde, sanggara (dari pisang), waje (beras ketan), nasi, telu ayam serta daun sirih, pinag dan sebagainya dalam empat tempat rakit  bambu ukuran setengah meter persegi.

Usai ’batata’ tetuah adat dibantu beberapa tokoh adat melanjutkan ritual dengan menyembelih kambing yang telah disiapkan  tersebut, dibawa ke tengah laut dengan diiringi pukulan gong dan gendang.

Tiba di tengah laut, sesaji tersebut dilarung di empat titik atau tempat di tengah laut yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com