Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom dan Penembakan, 92 Tewas

Kompas.com - 24/07/2011, 02:52 WIB

oslo, minggu - Norwegia, negara yang terbilang damai di kawasan Skandinavia, Eropa, berduka. Polisi, pada hari Sabtu (23/7), di Oslo, melaporkan sudah 92 orang tewas akibat pengeboman dan penembakan yang dilakukan di dua tempat berbeda, Jumat (22/7).

Salah satunya adalah peledakan bom berkekuatan besar di markas pemerintahan di Oslo pada pukul 15.30 waktu Oslo. Satu peristiwa lagi adalah penembakan di Pulau Utoya, lokasi pertemuan para pemuda pendukung Partai Buruh, yang berkuasa di Norwegia. Aksi penembakan ini terjadi dua jam setelah peledakan bom di Oslo.

Norwegia menerapkan sistem monarki konstitusional dengan raja bernama Harald V.

Polisi sudah mengidentifikasi pelaku pada dua kejadian itu. Diduga kuat, pelakunya hanya satu orang, yakni seorang pria Norwegia berambut pirang dan bermata biru. Kepolisian Norwegia menerima laporan bahwa pelaku lebih dari satu, tetapi kebenarannya belum

dipastikan.

Pelaku adalah seorang pria berusia 32 tahun. Dia seorang ”Kristen fundamentalis” yang gelisah dengan semakin banyaknya umat agama lain di Eropa.

Berdasarkan laporan media setempat, pria itu bernama Anders Behring Breivik, tetapi kepolisian belum bersedia menyebut identitas si pelaku. ”Tersangka mengirimkan pesan di internet. Ia mengaku seorang ”etnik” Norwegia dan seorang fundamentalis,” kata seorang polisi, Roger Andersen.

Andersen mengatakan, opini-opini politik si pelaku cenderung ”ke kanan” dan tergolong rasialis.

Televisi Norwegia, TV2, menyatakan, Breivik memiliki tinggi sekitar 183 sentimeter serta memiliki hubungan dengan kelompok ekstrem sayap kanan.

Breivik, si pelaku itu, pernah menjadi anggota Partai Kemajuan (FrP) yang beraliran kanan. Ketua FrP, Siv Jensen, meminta maaf karena Breivik pernah menjadi anggota partai pada periode 1999-2006. ”Pelaku tampil sebagai orang terlihat baik-baik dan jarang terlibat diskusi-diskusi politik,” kata Jensen.

Breivik juga anggota Nordisk, sebuah forum internet neo-Nazi. Kelompok ini tergolong anti-imigran dan anti-multikultur. Tindakannya dianggap sebagai penyerangan pada multikultur Eropa.

Pelaku menyamar

Media setempat mengutip beberapa saksi yang mengatakan, pria itu menggunakan senapan otomatis. Sebelum melakukan aksinya, Breivik tampil dan menyamar sebagai seorang polisi Norwegia.

Setidaknya 85 orang tewas akibat penembakan di perkemahan musim panas para pemuda yang tengah mengikuti pertemuan politik yang digelar partai berkuasa, Partai Buruh di Pulau Utoya.

Pertemuan musim panas ini diselenggarakan di Utoya, yang dilukiskan sebagai pulau paling indah dan tempat wisata paling disukai. Oslo hanya berjarak 40 kilometer dari Pulau Utoya.

Perdana Menteri Jens Stoltenberg, yang berasal dari Partai Buruh, dijadwalkan hadir pada pertemuan yang dihadiri sekitar 56 pemuda, para kader partai. Bahkan, dia sedianya akan memberikan pidato politik terkait perkembangan partai, kondisi ekonomi dan politik di salah satu negara maju di kawasan Skandinavia itu.

Seperti gempa

Sebelum aksi penembakan itu, si pelaku juga meledakkan bom ke sebuah gedung di kompleks kantor Perdana Menteri, di pusat kota Oslo. Ledakan bom menyebabkan sedikitnya tujuh orang tewas seketika. Puluhan orang lagi terluka, termasuk belasan orang dalam kondisi kritis. Korban luka dirawat intensif di sebuah rumah sakit di Oslo.

Selain menimbulkan korban jiwa, ledakan bom yang menggoyang seperti gempa telah menghancurkan sebagian besar gedung pemerintahan, termasuk gedung Kementerian Keuangan, dan markas VG, tabloid terbesar Norwegia. Surat-surat atau dokumen tertulis di kantor-kantor itu, berikut peralatan lain, berhamburan ke luar gedung.

Menurut Felleskjoepet Agri, perusahaan pemasok produk-produk pertanian, bom dibuat dari bahan pupuk yang dibeli pada Mei lalu. Saat itu, ada pihak yang membeli enam ton pupuk. Sebagian pupuk itu digunakan untuk pembuatan bom.

Serangan bom itu merupakan yang terbesar di Eropa Barat sejak pengeboman kereta api di Madrid, Spanyol, yang menewaskan 191 orang pada tahun 2004.

Kepanikan terasa di seluruh Oslo. Warga yang selama ini merasa tenang dan damai mulai menyimpan rasa takut.

PM Stoltenberg, Sabtu (23/7), di Oslo, mengumumkan musibah ini adalah ”satu tragedi nasional”. Dia mengatakan, ”Sejak Perang Dunia II, negara kita tak pernah dilanda kejahatan berskala seperti ini. Ini adalah pengalaman yang mengerikan. Namun, kita harus tetap bersatu menghadapi tragedi ini.”

Para pemimpin dunia mengutuk aksi kekerasan itu. Di Washington, Presiden AS Barack Obama menyampaikan ucapan belasungkawa atas munculnya para korban tewas. Presiden Obama juga mengatakan, ”Kejadian ini sekaligus mengingatkan kita bahwa dunia harus bekerja sama untuk mencegah serangan serupa.”

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk serangan itu dan menyatakan ikut berbelasungkawa bersama Norwegia.

Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Sheikh Abdullah bin Zayed An Nahya juga mengutuk dan mendukung Norwegia agar pelakunya dihukum berat.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyampaikan rasa dukacita mendalam Pemerintah Indonesia dan juga mewakili negara ASEAN yang hadir dalam rangkaian pertemuan tahunan antarmenteri luar negeri dan antarnegara ASEAN serta negara mitra dialognya di Nusa Dua, Bali. (REUTERS/AP/ AFP/dwa/idr/cal)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com