Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Laut Cemari Sumber Air Warga

Kompas.com - 17/07/2011, 19:52 WIB

CILACAP, KOMPAS.com - Intrusi air laut karena penyusutan aliran air Sungai Citanduy di perairan selatan Jawa Tengah memasuki musim kemarau, mulai mencemari sumber-sumber air di Kabupaten Cilacap bagian barat. Akibatnya, ribuan keluarga dari lima kecamatan kesulitan air bersih untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari.

Kelima kecamatan tersebut yakni Patimuan, Kawunganten, Sidareja, Wanareja , dan Kampung Laut. Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cilacap, Wasi Ariyadi, Minggu (17/7/2011) mengatakan, warga yang terancam krisis air bersih terutama yang tinggal berdekatan dengan muara Sungai Citanduy di laut selatan.

"Tidak semuanya terancam intrusi, kemungkinan sekitar 2.000 keluarga yang rumahnya berdampingan dengan aliran sungai dan dekat dengan laut," ujarnya.

Menurut Camat Patimuan, Suharyanto, krisis air bersih terjadi karena saat kemarau aliran air dari Sungai Citanduy yang berhulu di Ciamis, Jawa Barat menyusut. Akibatnya adalah kemunculan arus balik dari laut selatan yang membawa air laut. Kondisi tersebut menyebabkan sumber air yang ada di perkampungan menjadi asin, keruh, dan lengket.

Desa Tetangga

Kepala Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten Supardan, mengatakan, krisis air bersih dirasakan sekitar 500 keluarga yang bermukim di Dusun Kaliyasa dan Dusun Banjursari. Untuk memenuhi kebutu han air bersih warga kedua dusun itu terpaksa mencari air bersih ke desa tetangga Desa Kubangkangkung yang berjarak sekitar lima kilometer.

Solikhin (43), warga Desa Ujungmanik, mengaku, air di sumur miliknya sudah dua pekan terakhir warnanya beranjak ker uh. Selain itu, rasanya pun asin dan jika digunakan mandi, badan menjadi gatal-gatal. Kalau yang mampu, mungkin bisa beli air bersih dari pedagang keliling. "Tetapi, kalau yang tidak punya uang, ya terpaksa jalan kaki menyusuri bukit untuk mencari sumber air bersih," ujarnya.

Menurut Solikhin, warga mencari air bersih keluar desanya secara bergantian. Kalau pagi, yang berangkat anak-anak dan umumnya dilakukan sebelum jam berangkat ke sawah atau bekerja. Sedangkan saat siang atau sore hari, giliran bapak atau ibunya. Mereka membawa jerigen. Ada yang dinaikkan dengan sepeda atau motor. Ada pula yang memakai gerobak atau becak.

Wasi Ariyadi menuturkan, hingga kini, pasokan air bersih sudah disuplai sebanyak 21 tangki ke lima desa yang mengalami krisis air bersih. Masing-masing Desa Panikel dan Ujung Gagak di Kecamatan Kampunglaut, Desa Cimrutu dan Purwodadi di Kecamatan Patimuan, serta Desa Binangun Baru di Kecamatan Bantarsari.

Pihaknya berharap krisis air bersih tidak meluas meskipun di Kabupaten Cilaca p terdapat sekitar 74 desa dari 24 kecamatan yang rawan kekeringan maupun krisis air bersih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com