Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Lokon Butuh Masker

Kompas.com - 15/07/2011, 08:57 WIB

MANADO, KOMPAS.com — Warga sekitar Gunung Lokon di Kota Tomohon dan sebagian di Kabupaten Minahasa membutuhkan bantuan masker untuk menutupi tebaran debu vulkanik yang berasal dari letusan gunung itu.

"Bertebarannya debu vulkanik Gunung Lokon tentunya membahayakan kesehatan kita sehingga masker sangat penting bagi warga," kata seorang warga Tomohon, Den Pinontoan, di Tomohon, Jumat (15/7/2011).

Ia mengatakan, bantuan masker dari pemerintah daerah dan sejumlah organisasi kemasyarakatan kepada warga setempat belum mencukupi dan tidak menjangkau secara keseluruhan.

Gunung api teraktif itu baru saja meletus kembali dengan kekuatan cukup besar pada Kamis (14/7) pukul 23.30 Wita sehingga sempat membuat warga panik.

"Bayangkan saja letusan Gunung Lokon itu dengan semburan debu vulkanik bisa mejangkau keberadaan kami di Tanawangko, Kabupaten Minahasa," kata seorang warga setempat John Pangemanan.

Pangemanan berharap masker segera disalurkan karena abu vulkanik membahayakan kesehatan, terutama mengganggu saluran pernapasan dan paru-paru.

Ia juga menyatakan kekhawatiran masyarakat terkait dengan pasokan pangan akibat letusan gunung itu.

"Pemerintah daerah harus segera bertindak melakukan tanggap darurat. Selain masalah keselamatan manusia, juga masalah kebutuhan pangan untuk tetap berjalan normal," katanya.

Laporan yang diterima pemerintah daerah dari petugas Pos Pemantau Gunung Lokon menyebutkan bahwa fase kritis sempat dialami pada malam hari itu.

Sebanyak 60 kali gempa vulkanik dalam dan 30 kali gempa vulkanik dangkal dari dalam perut gunung dengan amplitudo 0,5-4 milimeter terkait dengan letusan Lokon.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Utara Recky Tumanduk mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan pengungsi di beberapa lokasi setelah letusan Gunung Lokon.

Bantuan masker untuk mereka, katanya, disalurkan melalui dinas kesehatan, Palang Merah Indonesia, dan beberapa organisasi lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com