Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Kebumen Beralih ke Tembakau

Kompas.com - 14/07/2011, 20:30 WIB

KEBUMEN, KOMPAS.com — Petani di kawasan pegunungan Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, mulai beralih menanam tembakau setelah sebagian areal pertaniannya terserang hama wereng batang coklat pada awal musim tanam kemarau. Selain lebih tahan terhadap serangan hama, harga bibit tembakau saat ini sedang murah sehingga dinilai lebih menguntungkan.

M Salim (50), warga Desa Logandu, Kecamatan Karanggayam, Kamis (14/7/2011), mengaku, dari sawah seluas 80 ubin atau sekitar 1.120 meter persegi miliknya, sekitar 20 persen di antaranya sudah terserang hama wereng kendati belum sampai puso. Parahnya lagi, serangan wereng kali ini bersamaan dengan kekeringan yang selalu mengancam areal persawahan di wilayah ini. Jadi, potensi kerugian menanam padi akan lebih besar, katanya.

Bahkan, para petani telah membabat tanaman padi miliknya yang rata-rata berumur 30-50 hari untuk pakan ternak. Dari pantauan, selain warnanya mulai berubah kecoklatan akibat serangan wereng, areal sawah petani di Karanggayam kering kerontang hingga tanahnya pecah-pecah.

Salim mengaku merugi sekitar Rp 500.000 dari biaya benih padi dan obat. Padahal, sebelumnya, dia berharap bisa memanen padi jenis Cibagendit yang ditanamnya awal Juni tersebut.

Penuturan Suwiryo Katam (65), petani Desa Clapar, Kecamatan Karanggayam, saat ini harga bibit tembakau sedang murah, yakni Rp 80 hingga Rp 100 per bibit. Padahal, sebelumnya sempat mencapai Rp 200 per bibit.

Para petani juga membabat tanaman padi mengejar waktu tanam tembakau. Kami tidak ingin saatnya panen sudah memasuki musim hujan. Sebab, kalau diguyur hujan, bisa-bisa tidak jadi panen karena daun tembakau membusuk, katanya.

Tanah lembab

Suwiryo menuturkan, selain tembakau, komoditas alternatif para petani di wilayahnya saat terjadi serangan wereng yakni jagung. Dia mengakui, serangan wereng tahun ini memang tidak separah tahun lalu. Apalagi, musim kemarau tahun ini relatif kering. Namun, hujan yang beberapa kali masih mengguyur di wilayah Jateng bagian selatan membuat kondisi tanah lembab sehingga memunculkan wereng.

Berdasarkan data Laboratorium Pengamat Hama Tanaman Pangan (LPHTP) Temanggung yang membawahi wilayah Kebumen, hingga awal Juli, luas sawah di Kebumen yang terancam wereng mencapai 175 hektar. Staf LPHTP Temanggung, Made Redana, mengatakan, ancaman wereng batang coklat kemungkinan masih akan meluas akibat kondisi cuaca yang masih tidak menentu.

Sebaiknya petani memang mengganti komoditas tanamnya dari padi. Selain ancaman puso, penggantian komoditas tanam dapat memutus siklus pertumbuhan wereng, jelas Made.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com