Jika kondisi semakin membahayakan, masyarakat akan dievakuasi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menaikkan status Lokon menjadi Awas karena peningkatan aktivitas vulkaniknya dalam beberapa hari terakhir.
”Sudah ada dua letusan pada pukul 00.39 dan 00.50, memuntahkan material vulkanik sepanjang 2 kilometer (km) ke arah timur dengan ketinggian asap 600 meter. Pusat erupsi ada di Kawah Tompaluan. Letaknya di lembah antara Kawah Lokon dan Kawah Empung,” kata Kepala PVMBG Surono, kemarin.
Di Tomohon, petugas pengamatan Gunung Lokon, Farid Ruskanda, mengatakan, semburan abu vulkanik Gunung Lokon terjadi pada pukul 03.15 dan 06.00, sedangkan di perut gunung terjadi aktivitas yang tinggi. Untuk mengantisipasi bencana, Pemerintah Kota Tomohon membentuk satuan reaksi cepat untuk penanggulangan bencana.
Surono menjelaskan, pihaknya telah meminta Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mengungsikan warga dari daerah rawan, minimal 3,5 km dari kawah. Tujuannya, berjaga-jaga apabila Lokon mengembuskan awan panas sama seperti letusan tahun 1991. Daerah yang warganya harus dievakuasi adalah Lingkungan 1, 2, 3, dan 7 di Kelurahan Kinilow, Lingkungan 5 di Kelurahan Kinilow I, serta Kelurahan Kakaskasen I.
Wali Kota Tomohon Jemmy Eman mengatakan bahwa pihaknya sudah menginstruksikan kepada lurah melalui camat agar warga dievakuasi jika keadaan semakin darurat. Untuk proses evakuasi warga, aparat daerah diharapkan bekerja sama dengan badan penanggulangan bencana daerah. ”Lokasi evakuasi ada di Pineleng, yang berjarak 15 km dari Kota Tomohon, dan Stadion Parasamya yang siap sebagai
Jemmy Eman menambahkan, diperkirakan ada 10.000 jiwa yang diungsikan jika keadaan memburuk. Mereka adalah warga Kelurahan Tinoor, Kayawu, Wailan, dan Kakaskasen yang berlokasi di kaki Gunung Lokon. Hingga Senin siang situasi masih relatif aman dan aktivitas masyarakat belum terganggu.
”Meskipun mengeluarkan semburan, itu sudah dianggap biasa karena kejadian seperti ini cukup sering. Apalagi, kawah Gunung Lokon menghadap ke utara (Manado),” kata Stevanus Liow, salah seorang warga.
Sejak 29 Juni 2011, status Gunung Lokon dinaikkan dari Waspada ke Siaga. Letusan Lokon tercatat pernah mematikan pada 1991. Saat itu awan panas berembus sejauh 3,5 km dan menghancurkan permukiman warga di sekitarnya.