Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendekar Sumpit Masa Kini

Kompas.com - 09/07/2011, 02:12 WIB

Dwi Bayu Radius

Langganan juara dalam lomba menyumpit membuat Bambang dianggap lawan berat bagi pesaingnya. Beberapa kali ia ditawari sejumlah uang agar bersedia kalah. Godaan itu ditampiknya. Ia berprinsip, penyumpit sejati tak akan menerima sogokan.

Predikat juara pertama kali ia raih saat mengikuti lomba dalam peringatan ulang tahun Kalimantan Tengah atau Festival Budaya Isen Mulang 2001. ”Waktu itu saya menjadi peserta dari Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Tim kami yang beranggotakan lima orang meraih juara ketiga,” ucapnya.

Bambang yang kini bermukim di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng), lalu menganalisis kekurangan metode menyumpit dan memperbaikinya. Hasilnya, tahun 2002 pria yang saat itu menjadi peserta dari Palangkaraya itu jadi juara pertama.

Selanjutnya, Bambang dan timnya nyaris selalu meraih juara pertama dalam lomba tahunan tersebut. Prestasi itu hanya gagal dicapai pada 2008. ”Saat itu saya jadi ajudan wali kota Palangkaraya dan sering keluar daerah,” ujarnya.

Dalam kondisi kurang persiapan pun Bambang dan timnya menjadi juara ketiga. Peristiwa itu menunjukkan, sehebat apa pun penyumpit, kemampuannya akan pudar jika tak berlatih. Penyumpit andal ditempa bukan dalam waktu singkat.

”Untuk lomba tahun depan, saya sudah berlatih dari sekarang. Jangan bermimpi menjadi juara kalau kita tak rajin latihan,” katanya.

Selain latihan, faktor penting lain adalah kemampuan membuat anak sumpit (damek). Penyumpit yang baik, menurut Bambang, membuat anak sumpit sendiri. Dengan begitu, penyumpit akan mampu mengenal anak sumpitnya.

Namun, membuat anak sumpit tak mudah. Ia mempelajarinya selama tiga tahun. ”Peserta yang langsung berlomba tanpa latihan, apalagi tak membuat anak sumpit sendiri, jangan harap bisa menang. Mereka hanya akan jadi penggembira,” katanya.

Tawaran uang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com