TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Mayoritas sarana mitigasi bencana alam di Gunung Galunggung di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, rusak. Kondisi ini rentan memperbesar potensi bahaya bila aktivitas Galunggung sewaktu-waktu meningkat.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Galunggung, Heri Supartono, di Tasikmalaya, Rabu (6/7/2011), mengatakan, sarana yang rusak seperti jalan desa sebagai jalur evakuasi utama, rusaknya tanggul material vulkanik, dan hilangnya tembok penahan lahar. Tembok penahan lahar ini berada di pinggir Sungai Cikunir dan Banjaran.
Banyaknya bangunan tempat tinggal warga di dalam daerah berbahaya sekitar 5 kilometer dari kawah Galunggung, seperti di Desa Kedung, Kecamatan Padakembang, dan Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, kata Heri, ikut memperbesar risiko bencana.
Oleh karena itu, Heri berharap agar Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bisa melakukan penataan aktivitas masyarakat dan penggalian pasir serta batu Galunggung. Tujuannya agar potensi bahaya bisa ditekan karena hingga kini Galunggung masih aktif dan sewaktu-waktu bisa meletus kembali.
"Meskipun saat ini Gunung Galunggung masih normal dan belum menunjukkan peningkatan aktivitas, tetapi kewaspadaan itu perlu dibangun sejak dini," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.