Manado, Kompas -
Pemantauan pada Jumat di Tomohon menunjukkan menghilangnya asap di mulut kawah.
Pelaksana Tugas Wali Kota Jemmy Eman mengatakan, semburan Gunung Lokon selama tiga hari terakhir mengkhawatirkan warga. Akan tetapi, semburan itu tidak mengganggu aktivitas masyarakat sehari-hari.
”Semburan abu tipis hanya terjadi di daerah sekitar kaki gunung. Sampai sekarang Tomohon aman-aman saja,” katanya. Namun, kata Eman, pihaknya mengeluarkan larangan kepada masyarakat untuk naik ke kawah Gunung Lokon.
Pemerintah Kota Tomohon telah mencanangkan kawah Gunung Lokon sebagai obyek wisata alam dengan membangun jalan hingga ke kawah gunung.
Semburan Gunung Lokon setinggi 1.689 meter dari permukaan laut itu muncul sejak Selasa lalu. Terakhir, Gunung Lokon mengeluarkan semburan pada Februari lalu.
Menurut Farid Ruskanda, petugas Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, letusan bersifat freatik atau di permukaan. ”Letusan freatik tidak terdeteksi karena kejadiannya selalu tiba-tiba. Letusan ini biasanya terjadi karena suhu kawah sudah mencapai titik jenuh,” katanya.
Gunung Lokon menunjukkan perubahan sejak 18 Juni ketika asap putih mengepul dari kawah gunung. Lalu, 28 Juni terjadi letusan freatik yang mengepulkan asap hitam disertai semburan material.